- anak: "I don't like peas"
- ayah: "Eat your peas!!"
- anak: "why should I eat peas?"
- ayah: ayah terdiam dan marah, bisa jadi sampai anak nya di sentil
sedangkan di middle class
- anak: "I don't like peas"
- ayah: "Why you don't like peas?"
- anak: "why should I eat peas?"
- ayah: "Because peas is good for your health, ok ... let's see what we can do about this."
Jadi bila ada problem, salah satu untuk mencapai solusinya adalah dengan berdiskusi, menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya untuk memecahkan masalah bukannya dengan si anak bertanya "why should I eat peas?" orang tua malah merasa dibantah dan marah jadi semua tak terkomunikasikan. Konteks working dan middle class ini cuma untuk illustrasi, terlepas dari diskriminasi, lagian ini cuma teorinya si Mbah Vigotsky.
Kembali ke jujur tadi, komunikasi adalah suatu bentuk kejujuran untuk solving the problem. Dalam artikelnya Kholil Misbach Lc menulis "Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang artinya Mahabenar." Dia menulis ada enam point tentang kejujuran(lihat Keutamaan Jujur), yang sesuai dengan konteks ini adalah poin ke satu dan ke empat yaitu:
- Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ''Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.'' (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
- Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda, ''Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.'' (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu'tamir).
Kembali lagi keawal, bila jujur tak datang setelah sabar habis maka lihat point keempat. Seorang teman mungkin akan schock bila kita mau jujur dan ingin memahami arti sebuah teman - dalam koteks kesabaran sudah surut. Bila niat bersilaturahmi masih tebal dan masih ingin memperbaiki hubungan persahabatan, kejujuran adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh walaupun pada awalnya jujur itu seperti akan mencelakakan tapi pada hakikatnya jujur adalah keselamatan. Hubungan kedua belah pihak akan menemui point pertama, perasaan akan enak dan hati tenang karena tidak takut akan diketahui kebohongannya.
No comments:
Post a Comment