

Suatu malem yang harusnya aku udah terpulas, ada seorang aktivis organisasi orang-orang Indo di Aussy telfon, katakan saja beliau adalah Mr. S. Saat itu aku masih harus melatih spelling-nya Lara demi lancarnya Writing Workshop Mrs. Black. Satu-satunya sisa waktu cuma malem itu ... kacian anak ku. Awalnya, Mr. S telfon minta aku buat kasih komen tentang Film Klick-nya Adam Sandler, kedengerannya sih aku cuma mau ngasih komen doang, dikirain ada mahasiswa yang mau buat penelitian dan film analysis, ternyata ada bbrp temen bilang "Mbak ... ntar jadi pembicara di acara nonton bareng yaa?" langsung ngerasa geli, ngapain aku jadi pembicara? WHAT THE ....!! sejak kapan ada joke kayak ginian? ternyata aku baru ngeh setelah liat milist ... ya ampun ... jadi dech mikir-mikir apa yang mau diomongin ya? It's been a long time I've been away from the mailist, dengan alasan klise 'sibuk', padahal sok sibuk, jadi kalo ada info aku musti ngasi komen ttg felm pun aku baru tahu setelah buka email sehari sebelum acara.
Mikir juga, WHY ME ...? Ternyata cerita si Adam sandler ini cerita orang super sibuk workacholic yang lupa family matters, sampai dia dapet pelajaran dari mimpinya seandanya dia begitu mengutamakan kerja dibanding keluarga. Su'udhzannya sich, jangan-jangan film ini mau nyidirin aku, tapi pas udah diliat, nggak kok, aku nggak nyampe gitu. Emang sich lately kegiatan begitu bertubi, mulai dari yang profitable, volunteer, kewajiban untuk keluarga dan yang di ada-adakan. I don't know why I've been trapped into 13 hours working (more or less). Tapi gimana pun I enjoy it pretty well. Niat nya sich kalo percaya tidak semata-mata money tapi experience yang harus aku bawa buat pulang nanti. And most of all I love being busy, dari pada nggossip, window shopping, browsing internet gak karuan, 'ngisi blog', ngibey mending working and working.
Sebenernya film ini udah agak lama, dan dari dulu pengen nonton cuma balik lagi trapped into all the daily bases, jadi nggak pernah ada waktu. Juga kayaknya aku harus udah insyaf dech utuk stop seeing movie, udah tua, musti mikir akhirat bow! Tapi ya akhirnya aku sempetin liat 'Click'. ..... Hari itu padat bgt, anak ku udah jemput jam 5 di kerjaan padahal selesai jam 5.30. Suami masih dikantor, jadi mobil ku ambil sendiri ama Lara, udah gitu lupa kunci, ketinggalan di kantor suami, jadi riweh lah pokoknya. Kebetulan banget hari itu Kamis jadi Indooroopilly shopping mall open till 9.00. Maka disimpulkan untuk melirik barang-barang diskon juga berkesempatan mengantar si "Mamang" n si "Bibi" jalan. Lagian ada telepon katanya di Target, summer collection udah jadi 2 dolaran walah .... gak mungkin dilewatkan. Pulang dari shopping jam 8.15 p.m. langsung jemput hubby yang dilanjutkan dengan menonton "Click" setelah makan dan mandi. Gak kuat sampai slesai soalnya udah jam 10.30 p.m. padahal aku harus pergi lagi kuli jam 00.00 a.m. Gileee bener, aku cuma tidur 2,5 jam euy hari itu. Pulang kerja jam 6.00 a.m. langsung kepikiran buat nerusin nonton soalnya ntar jam 4 aku harus siap dengan apa harus diomongin di depan orang-orang mengenai komen felm tadi. Ternyata sambungannya sangat mengharukan, pagi-pagi udah ada isak tangis ngeliat si Adam Sandler and family. Film ini memang asik buat merenung ditengah-tengah sibuknya aku. This is about refreshing comedy gags meets heartfelt, reflective story to appreciate life's little details.
Comment:
It’s a parody of everybody’s life
Instead of laughing I even cried. I felt pleasantly surprised. I couldn't help reflect upon the need to really appreciate life's little moments and close friends and family more. Walken was outstanding. Sandler was effective and really funny in his toned down approach to this more intelligent comedy than the usual Sandler fare. Kate Beckinsale is very lovable as the wife and mother of his children and Hasslehoff couldn't have been more perfectly cast as the cluelessly self-absorbed exec/ boss.
My point of view is that everything should be brought back to the 'Deen' of Islam, then we remember what we are created for, How thankful we are to the Mighty God. Then I related all I have experience from my recent busy life, the movie and my reflection from my "La Tahzan" Reading. It comes into a conclusion that
WHETHER YOU HAVE A LITTLE OR A LOT, LEARN TO BE THANKFUL
I relate the quote from La Tahzan and the Click movie.
A wise person hung up three posters in his office that he would read daily:
1.“Your today, your today” meaning life within the boundaries of today, working and striving. Looking at the movie, we can only press the 'play' button coz we can rewind or fast forward our life. Play the best what you can do today. Remember we can rewind the time.
2.“Reflect and thankful”. This might need a 'pause' button in our remote to think deeply and reflect to what we have done right or wrong.
3.“Don’t be angry”. When we are angry we want to rewind the time to avoid it or fast forwarding to skip the anger, but we can do that at all.
[La Tahzan, “Don’t be Sad”, p. 389]
Ketika mengambil mata kuliah Teaching Literacy and Multiliteracy, rasanya heran kok bisa yaa ada sistem belajar baca anak-anak secanggih yang aku baru aja temuin setelah my dear Lara spent week 1 di Ironside SS. Lagian keliatannya anak-anak tidak terbebani, malah yang sibuk adalah parents. Memang dari sejak aku kerja di project bidang pendidikan, si project orang bule ini selalu mempromosikan perant teacher, parents and community. Memang orang-orang dikdasmen waktu itu setuju tapi apa bener bisa dijalankan seperti di luar negeri, yang kali ini aku bener-bener merasakan kalo peran parents sangat signifikan dan jangan lupa tidak berarti guru mengajar asal-asalan. Seperti biasa di Indo, penerapan kolaborasi ini pasti gak merata, coba bayangkan buat anak SD yang di pedesaan atau daerah kumuh. Peran parents sangat besar untuk kemajuan pendidikan. Tapi dilain pihak guru (typically di Indo) juga merasa cuek karena ada kebijakan orang tua harus berperan aktif mendukung pendidikan sang anak. Dirasakan di sini, Mrs. Black guru year 1 my dear Lara ternyata kerjaannya sangat berat. Yang paling keliatan adalah ketika kutanya Lara siapa yang nempelin semua cover/judul buku, jawabannya adalah Mrs. Black. "She is always very busy mummy?" Week 1 parents dapet assignement book covering, ternyata sistem yang diciptakan untuk mempermudah si anak bagus banget sejalan seperti yang aku pernah pelajari di matakuliah tadi. Ada beberapa writing book dan scrap book yang menarik untuk record:
Udah ahhh .... ini cuma tulisan my amazement tentang sistem pendidikan di sini dan kerja keras sang guru. Tapi aku jadi inget kerjaan di childcare ku yang belakangan ini sangat menyita waktu dan bikin exhausted. Ternyata kerja begituan juga sangat berat, terutama kejar setoran buat accreditation. Coral, group leader ku ngasih tahu semua prosedur gimana kalo kita harus menjaga accreditation. Setiap anak punya record sendiri dan di assess kemudian dilihat short term dan long term goalnya udah tercapai atau belum. Ketika kita lagi diskusi tentang hal ini, diskusi kita nyambung banget dan dia rada heran aku kenal istilah-istilah young children education tapi efeknya sekarang aku malah harus selalu menulis daily report sheet for parents, BT kan mana tulisannya Inggris lagi. Tapi it's good for me buat exercising, and I'm quite happy for that. Balik lagi ke sekolah Lara, ternyata yang aku rasakan juga sama kerja di childcare juga perlu tenaga dan otak kalo kita terpaksa disuruh nulis daily sheet.