Monday, December 18, 2006

Scapegoating

Wal ashr
Innalinsaana lafihusrin
Illalladzina aamanuu wa a'milushoolihaati watawa shoubilhaqqi watawa shoubishobr

There are several things I remember about this surah related to some events I've been trhough this week and the the coming weekend. The first was that I got a new lesson when Sist Helda when she found a bit hard to pronounce the first verse since in the tahsin criteria saying there were two types of pronouncing 'ra' the tafhim and tarkiq (not sure), the thin followed by kasrah and the thick one followed by dhomah - just a note for reminder.

The second thing is I've decided not to waste my time staring on the laptop for blogging. In the beginning, it was fun and seemed to be a liberating agenda having such a media for writing 'grudges' about injustice especially the stupidity and some losers. But then, writing grudges might harm the stability of the peace of the mind and heart. So I quit. Nonetheless, on the second thought triggered by some friend asking me to show how to do blogging, I begin to write again. It's gonna be good sharing what I've got with others anyway. Afterall sharing what we know with the right intention is not wasting time at all as this weekend is gonna be the busy one for a photography workshop, blogging training for the halaqoh sisters and the rumors also said about the farewell party in the park.

Talking about sharing just remind me of the word antonimy, individualist that was recently concerned by friends. It was like a quite contrary between the two. The concerened is that people now are getting more individulist, is that true? Let me check ... Based on the dict, it says Individualism is a term used to describe a moral, political, or social outlook, that stresses human independence and the importance of individual self-reliance and liberty. Individualists promote the unrestricted exercise of individual goals and desires. They oppose any external interference with an individual's choices.

The meaning tends to show how an individualist focus on self-reliance, independent and liberty. This word turned pejoratively since people mixed up with egotism (egoism) which leads to antisocial behaviour and narcissism. Individualist is not necessarily an egotist. In our context, among the indonesian culture, those words are easly mixed up and abused.

Indonesians are well known by its typical 'collectivsm' as they say the 'gotong royong' or sharing which means more or less doing things together or emphasising to community and societal goals over individual goals. I believe the original intention was wonderful to create the philosophy of 'the more the merrier'. But then, the use of this term has been manipulated and abused. People now tend to abused the term over their egotism. I bet everybody involves in the 'gotong royong' - especially the actor of the 'gotong royong' - must have an individual motives. For example corruption, gossiping (pretend to care for others but merely ghibah). The actor manipulates the philosophy for the sake of his self-centeredness. When the actor fails to reach his objective he begin scapegoating. Thus, in a certain case, it is like a kind of scapegoating because self-reliance has never been developed. In Psychoanalitic theory, scapegoating means unwanted thoughts and feelings that can be unconsciously projected onto another who becomes a scapegoat for one's own problems. This concept can be extended to projection by groups. In this case the chosen individual, or group, becomes the scapegoat for the problems.

Now I am in between in the two cultures, Eastern and Western cultures that so-called individualist. This phenomenon allows me to think why such individualist culture can be among the best instead of the gotong royong culture. What's the matter? The eastern concept seems to be better but WHY? There must be a mistaken action upon the philosophy. I am thinking again, the possiblity is that those who are individualist will only concern about the self without interfering others. Given that way of thinking, the society creates the persistent rule to organise each individual for their fulfilment that result a perfect order. Such as being on time that is extremely contrary to the eastern culture. Above all, this doesn't mean that western culture is the best but in this case this might be a thing for reflection. Reflecting back to the surah above. it was wise and precious to think about the importance of time in our life and the important of giving advice to believe in the truth and patience.

Tuesday, November 28, 2006

Borat dan Kita


Seperti biasa kalo mau nonton di Indro selalu harus nunggu selasa biar dapet half price kecuali di SouthBank. Memanfaatkan waktu pas murah jadi inget Borat kebetulan juga yang tadi disimak baik-baik juga adalah pelem Borat "Hallo, I am a Borat" itu lah kata grammatically incorrect yang sering keluar dari mulut berkumisnya dengan selalu ingin mencium pipi ketika berkenalan terutama sama kaum Adam - tentu saja setiap cowok pasti menolak utuk di cium. Jadi inget ketika pas dateng ke Brisbane kalo ketemu sama para akhwat terutama di pengajian dan kurang akrab pasti cium pipi kanan kiri sebanyak tiga kali cuma sewaktu di Indo cium-ciumannya cuma 2 kali kanan terus kiri, padahal personally aku paling gak comfy kalo udah bersentuhan fisik sama orang, laki dan perempuan. Aneh juga kok cium pipi tiga kali banyak amat. Terus terang sampai saat ini belum tahu hadistnya apa, cuma ngikut doang meski gak setuju. Ternyata setiap orang Indo yang baru datang ke Brisbane akan bertanya kenapa disini 'ciumannya' tiga kali dan hampir semua yang jawab gak tahu.

Setelah menyimak filem tadi dari sudut pandang 'kita' ternyata aku kumpulin kejadian-kejadian konyol mirip si Borat yang nyambung dengan Cross Cultural Understanding, terutama western culture dengan non-western

Dari segi performance, sebenarnya si Borat hampir mirip dengan Mr. Bean cuma yang ini keluar suara sedang si Bean nggak. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Inggris parah seperti kebanyakan orang Indo termasuk Putri Indonesianya, Nadine. Dari segi bahasa, Borat menggunakan survival language padahal dia adalah seorang journalist yang harus interview kesana kemari termasuk interview live di TV dan dengan para feminist yang tidak pernah ada dinegaranya. Dengan bahasa yang pas-pasan dia maksain diri untuk membuat film dokumenter. Satu kejadian kelucuan bahasa yang mirip terjadi pada teman sendiri.

Suatu ketika di tempat kerjaan, ada orang tua anak yang menjenguk bayinya. Si anak dibawa temen ku kedalam sebentar si ibunya menunggu di luar, sambil masuk kedalam temenku bilang "coming soon" [kaming suuun], maksudnya dia mau bilang 'I'll be right back'. Aku gak kuat nahan ketawa tapi takut menyinggung - What de? Kejadian ini aku ceritai ama suamiku ketawa spontan gak ketahan sampai-sampai setiap suamiku mau bilang ntar balik lagi dia selalu bilang "coming soon" sambil ketawa. Si borat lebih parah, ketika dia sedang mempelajari dinner dan table manner dengan high society, dia mencoba membuka percakapan dengan pertayaan berulang ke setiap orang yang dinner "What do you do?" Salah satu yang hadir menjawab retired tapi yang terdengar si Borat malah retarded jadi ....

Satu lagi kejadian gagap budaya dan bahasa terjadi sama orang Indo tepatnya Dhani Ahmad, celebrity, pemimpin Band Dewa yang paling banyka fans-nya di Indo. Suatu pagi yang udah ku tunggu-tunggu karena udah dapet imel dari Shanon kalo Dhani Dewa akan di interview oleh Channel Seven, stasiun TV di Aus. Pas Dhani udah on air, dia di tanya host Sun Rise tentang Laskar Cinta yang katanya liriknya menguggah para westerners karena isinya tentang kritikan buat para Jihadist atau islam radikal. Pasti banyak sekali info yang diharapkan oleh Mel dan David Koch dari Dhani sebagai musisi yang mencoba meredam jihad dan violence. Tapi begitu dilempar pertanyaan ke dua Dhani cuma ngomong satu dua kata dan jeda lebih dari satu menit - gak tahu bingung Inggrisnya apa atau gak punya ide untuk mengungkapkan yang dia maksud, Kebayang kan kalo kita ngomong nyroscos selama satu menit juga lama banget. Diam seribu bahasa tak terungkapkan, gak seperti ketika dia mengexpresikan lirik-lirik lagunya. Yaaah .... Dhani parah jadi inget Borat Ni .... untung aja diamankan ama Bu Rochi (kalo gak salah) dari UNSW dengan meneruskan menjawab pertanyaan Dhani.

Kalo dirinci satu per satu banyak sekali kejadian yang mirip dengan yang dialami si Borat di filemnya. Terutama sebagai first timer arriving overseas in western civilisation. Sebenarnya, gak cuma non-westerner aja yang gagu, tapi westerner juga gagu kalo masuk ke kultur kita. Cuma bedanya adalah mereka mengangagap kultur mereka lah yang dianggap lebih tinggi dan beradab dan juga banyak orang-orang yang sudah terwesternised kemakan sama budaya mereka yang dilihatnya lebih civilised. Padahal belum tentu kan?

Satu lagi eh dua lagi, yang membuat geli dan penasaran kalo gak diceritain, ketika si Borat di kereta entah subway, tiba tiba ayamnya (ayam hidup) jatuh keluar dari kopornya. Nah kejadian ini mirip dengan kereta ekonomi jurusan Bandung-Surabaya katanya, sorry kalo salah ya. At least pertama aku ikut mudik juga ada yang bikin schock kalo orang-orang pada bergelimpangan tidur di isle kereta. Yang aku bisa ambil kesimpulan adalah kebiasaan buruk seperti itu sudah tidak bisa dianggap lagi kejadian aneh kerena pembiasaan yang paling suka dikatakan orang Indo "yah ... itu mah udah biasa, gitu aja kok repot" Padahal gak gitu. Aku pernah berontak untuk balik jawab "Makanya jangan dibiasain, kok kebiasaan buruk dipelihara" nah inilah mungkin yang membuat kultur kita dianggap rendah dan tidak beradab dengan contoh sebuah ketidakteraturan yang sempurna.

Nah ini yang satu lagi tadi. Kejadian geli yang membuat ku agak-agak harus nebelin muka tapi gimana lagi yaa ... Tapi gak tega nyeritain detailnya, intinya adalah diajak temen BYO food in the buffet resto. Kebayang gak ....

Saturday, November 18, 2006

Buy Nothing Day, 26/11

Liat kiriman kunci tentang celebration Buy Nothing Day menarik juga. This is such a good idea untuk mengekan nafsu belanja yang sudah mendarah daging. Hari tanpa belanja ini dirayakan ntar 26 November artinya selama 24 jam hari itu dilarang melakukan transakasi apapun. Dalam rangka Buy Nothing Day ini kunci meng-encourage orang buat sharing pengalaman belanja sperti dikisahkan dalam www.kisahbelanja.blogspot.com. Buy nothing day is a good way of giving such awareness about the culture of consumerism.

Kalo dibandingkan pengalaman belanja di Indo dengan di Aussy sangat menarik. Sebuah gaya belanja yang unik. Bisa kita kategorikan weekly shopping buat keperluan: makanan, luch box dan toilteries dan exessive shopping; baju yang lagi in, shopping karena discount, ada barang yang diincer dan rengekan sang anak dan lagi-lagi ada factory outlet baru.


Untuk weekly shopping food supply dan toiletries.
Indonesia: Kita sebenarnya bisa beli-beli kapan aja, soalnya warung ada dimana-mana. Kadang kalo kita kesupermarket yang dibeli gak cuma food supply atau toiletries tapi macem-macem bisa barang elektronik atau yang gak penting-penting. Kelihatannya ada kebiasaan di Indo untuk kalangan menengah kebawah, belanja di Mall adalah untuk gaya aja dan menganggap bekanja di Mall dan supermarket untuk belanja sambil window shopping. Belanja keperluan rumah tangga yang sesungguhnya adalah di pasar traditional yang cenderung lebih murah tapi gak gaya jadi gak dianggap seperti shopping.

Kalo disini, berhubung jarang ada warung ya terpaksa belanja food supply and toiletries harus weekly atau forthnightly - kalo nggak bisa berabe, shopping tiap hari ke supermarket? - nggak dech. Apalagi Asian food yang gak setiap supermarket menyediakannya. Kalo ada salah satu jenis Asian food yang kelewat ketika shopping ya kepaksa ditahan aja walopun kebelet. Dan yang pasti beli halal meat yang harus diperhatikan soalnya jarak dari tempat tinggal lumayan juga, jarang bahkan gak ada supermarket yang menyediakan halal meat. Bedanya dengan di Indo adalah semuanya bergaya swalayan meski ada toko di 'low income suburb' yang mirip dengan pasar traditional (kotornya).

Sunday, November 12, 2006

A View Point on The Prohet's PBUH Visualisation

This is the thing I could refer to the bedlam I've been following for days. This opinion is considered to be in the hard line but telling the truth that I myself can't hold this truth. Wallahu'alam.


At the moment my answer to your query will be from my memory only and what I can recollect of my thoughts in a brief moment now. This is ofcourse because I have three exams in the next three days and one more next friday so I'm caught up with those and as is my mind!!

The issue would be better phrased as 'why we are not allowed to make any type of images of the Prophet (s)'

As for visualising him in our mind, we are allowed to do it as much as we can in a limited way in our imaginations by the various attributes and descriptions of him in hadith such as his smile, his teeth, his height, his physique, his hair colour, his beard etc etc.

As for portraying the Prophet in a picture, whether it is his real image or our guess from his few attributes we know then this is not allowed by consensus of Muslim scholars over the last fourteen centuries.

This is for various reasons. Some of these reasons that I can recollect in a rush now are as follows.

1. The Prophet (s) forbade us from drawing or making any sort of images of any living being - animal or human even as we see it. He said, "May Allah curse the image makers" This is an authentic hadith.

2. Sahabah understood from this banning that no animals nor human should be made an image of neither a statue nor a drawing etc. So Ibn Abbas after the death of the Prophet (s) encountered a person drawing images of animals as a habitual thing. Ibn Abbas forbade him and directed him instead to draw images of trees and sceneries if he really wanted to draw. This shows that even after the death of the Prophet this is how the companions understood and implemented the prohibition of pictures.

3. Therefore no 'photo' or portrait of the Prophet (s) was preserved neither by his companions in his lifetime nor any one after him. At that time, the Christians used to have statues or images of their important religious personlities such as Jesus as did other religious communities. The companions would have loved to do so too of the most important personality to them, especially to remember him after his death or to show others of later generations how great he looked as a Messenger of Allah. But they did not do it as it was clearly forbidden in Islam and well known.

4. Since no portrait of the Prophet exists, any image of him now would be a lie against the Prophet (s). We may try to draw as accurate as we can from his description in the hadith, but they are few and despite that no one can capture his smile or his mood etc in any drawing now as it will only be a guess work and therefore such a thing would be a lie about the Prophet and misleading people - Muslims and nonMuslims.

5. Instead if someone said, I'm merely drawing a cartoon not claiming it to be real but only to make a political or moral or any other point. Although there is no claim by such a person to real image of the Prophet (s), but again such an image leaves an impression of the character etc of the Prophet in the minds of the viewers. This impression is a gross misrepresentation and a big lie. A well intentioned person would try to do justice and a nice impression whereas a cartoonist related to terrorism is far far away from his real picture.

6. Also, given that the Prophet forbade a real true image, then a false incorrect image is further from permissibility due to falisfication of the true image which has far reaching consequences on a person's mind and religon etc.

7. Besides all this it is an insult to draw a cartoon of a respected person. In Kafir society here, they mock their own presidents etc but in Islam we are ordered to respect and honour the elders and any other muslim, therefore cartoons themselves are not allowed in Islam if they are of a real person - whether the Prophet or anyone else. This is completely against Islamic character.

8. Another reason the images were forbidden in Islam is due to a hadith (the words of it are long and I do not remember right now). In that hadith, it is mentioned that the way shirk first entered in human thought and practice was when a righteous person died, others took his picture/image and kept it. They would remind themselves of the person's image to rejuvinate their iman and strengthen their drive to piety be reminding themselves of that pious man via his picture. They did so in next generation but as time passed they started to glorify the iman of that pious man, this with time worsened to excessive admiration to the point of deification - i.e. shirk with Allah. This is according to hadith and it occured. This hadith was mentioned to teach us a lesson of not taking images of any rightoues persons, especially the Prophet, due to the same fear. Christians fell again into the same trap. Infact their picture is not true image of Jesus nor of Mary and many know it (only from descriptions of Jesus and guess work) but they take it to remind of them and over time it led to shirk and standing before it etc. Imagine an image of the Prophet Muhammed to weak Muslims seeking strength.

9. Therefore, Muslims kept no images of no Prophets from before. It would have been easy for us to keep an image of Jesus as a Prophet but we did not over the centuries. We also never kept images of any famous personalities nor anyone else until this time when we lost ourself in an inferiority complex justifying and doing most of what some kafirs do who we regard as our superiors in arts, science and technolgy. Our arts are different to theirs and its good for us to realise it.

This is some of what I could think of for now brother, I hope that helps.

Wassalamualaikum
A

Thursday, November 09, 2006

Ordinariness - Semua orang kok mau spesial?

Seperti biasa, sambil beristirahat baca koran. Koran yang d' most wanted adalah Courier Mail soalnya isinya sangat lokal 'n easy to read. Untuk membaca ini usahanya lumayan juga harus berkunjung ke gedung sebelah kalo mau kenyang bacanya dan berlangganan ke si Kai n Nur supaya korannya jangan dibuang. Setiap baca Tuesday View, Wednesday View dan view-view lainnya di rubrik Perspectives, hampir tidak pernah tidak menarik. Semua perspective yang dipublish selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan selalu kebetulan nyambung dengan event-event sepele yang terjadi antara teman dan community.

Wednesday View kali ini berjudul "Not so special after all", ditulis oleh Karen Brooks. Si karen ini menulis tentang perubahan makna ordinary dalam kamus bahasa Inggris. Karen bilang, dulu kata ordinary ini mempunyali nilainya arti yang positif yaitu biasa, tidak membuat ulah dan oke-oke aja. Tapi sekarang terjadi pejorativism dalam kata ini yang dia asumsikan artinya sebagai "loser" atau pecundang atau juga "failure". Karena mungkin semua orang pada ingin special sebagai kebalikan dari oradinary. Ide berkembang di masyrakat semua yang spesial itu hebat dan positive sehingga membalikan ordinary jadi negatif. Rasanya pergeseran makna ini terjadi pula di lingkungan pemakai bahasa Indonesia. Ya .... seperti dimaklumi lah, namanya juga global village.

Baik di Indo maupun di luar negri, semua sama saja. Setiap orang berlomba-lomba meski tak mau terlalu kentara untuk menjadi paling spesial diantara sesamanya. Hal yang dicontohkan Brooks adalah para bloggers yang mengekspos kehidupan pribadinya - Wah ... si Brooks ini nyindir juga. Menurut dia para bloggers dan photo-oploaders mengumumkan kepada dunia dengan bodohnya bilang "look at moi, I'm special" - "Neeh liat gue neeeh, gue special khan ..." dalam hati bergumam, everybody likes moi. Padahal kalo kita gak pernah kasi komen atau gogorowokan di shout out mana ada yang mau mampir ke blog kita kalo gak salah pencet. Ternyata menurut eksperimen, kalo kita gak ninggalin jejak di blog orang mana mau n tahu si empunya akan kasih kunjungan balik. Sialan juga nih kolumnist, tapi emang bener banget, kenapa kita pengen selalu paling special. Padahal kalo semua spesial yang spesial sungguhannya siapa dong? Seperti ada tulisan di fridge magnet yang berbunyi "Everybody's unique like anybodyelse". Yang kerasa sendiri, menulis personal dramas and predilections are so UNME. Rasanya wierd banget kalo aku udah nulis begitu walopun cari excuse untuk record masa depan, dan kemungkinan lainnya bisa jadi penulisan life journal adalah refleksi dari inferiority complex. Contoh ini gak hanya berlaku di dunianya si penulis tapi jelas di dunia kita pun sangat sering terjadi.

Contoh tadi contoh kita di dunia maya, contoh lain yang live benar-benat terjadi adalah si A yang selalu ingin tampil lebih pintar, ingin lebih banyak tahu dari orang-orang dan ingin paling banyak informasi. Kelihatannya, bila ada orang lain yang lebih tahu dari si A, dia akan bertanya "emang dari mana tahu info itu?"dan mengecek sakan tak percaya. Dari hari ke hari diperhatikan contoh kasus kita ini malah tambah konyol dengan tujuan semula, menurut dia, menjadi spesial adalah mengetahui informasi terbanyak diantara teman-temen sekitar. Adalah contoh kasus lainnya sebut saja si B. Menurut dia, sepertinya menjadi spesial adalah dengan menunjukkan pendapat paling beda sekalipun bertentangan dengan aturan agama. Mungkin si B ini ingin dianggap unique dan berbeda dengan orang-orang biasa. Pendapat-pendapatnya selalu berkecenderungan untuk cari sensasi, dia suka dikerubutin konco-konco [menggalang massa]yang bisa dijadikan abdinya dengan dalih agama. Si B ini akan sangat merasa spesial bila dia berada ditengah-tengah massa-nya. Apalagi bila sebagian konco kongkow-kongkow sudah seperti menyembah sang B walaupun sang B paling suka bullying konconya. Ironinya adalah untuk menjadikan dirinya spesial adalah dengan mengorbankan orang lain, masih mending kalo tidak.

Kesimpulannya adalah jika setiap individu meresa berhak untuk jadi spesial maka tidak ada kata "we" yang jamak itu karena tiap orang adalah "me". Dan bahkan kata si penulis kalo bisa Me-nya itu disebutkan berulang-ulang dengan suara seriosa yang tingggi. "me, me, me, me, me, ...... terjadilah keegoisan yang tidak pernah menjadi kebaikan.

Thursday, October 26, 2006

The Last Eid in Brisbane

... kenangan manis di Brisbane yang gak mungkin terlupakan.

Ied Mubarak to every moslem I know, buat semua temans yang telah mengisi Ramadhan dan Eid dengan keikhlasan. Taqoballuhu Minna Waminkum, Shiyamana Washiyamakum.





Terutama buat anak-anak kita yang mungkin akan lupa dan tidak merasa menikmati indahnya Eid seperti kita di waktu kecil. Environment yang sangat sekuler membuat anak-anak kita lupa akan indahnya berlebaran, mereka gak tahu apa pentingnya Eid dan menganggapnya bukan something special. Sangat disayangkan, hal ini membuat para orang tua ingin memberi acara yang spesial buat anak-anaknya di Hari Lebaran.

Lahirlah ide dari sekitar kawasan Taringa untuk membuat acara yang mengingatkan pada anak-anak tentang indahnya berlebaran. Idenya berawal akan diadakan di Perrin Park dengan tanggal yang gak begitu pasti berhubung adanya acara halal bihalal IISB. Acara disusun Bu Siti, salah satu intinya adalah memberi hadiah buat anak-anak dari orang tua masing-masing. Hal ini ditujukan untuk menyaingi Chrismast yang sangat meriah dan menggoda anak-anak kita untuk melupakan nilai-nilai keislaman. Sementara tanggal halal bihalal bentrok dengan acara semula jadi sebaiknya acara diadakan di rumah sekalian dengan syukuran milad Lara yang ke-lima. Berhubung tradisi tiup lilin sudah melekat dengan anak-anak, terpaksa ritual itu gak bisa nggak harus dijalankan, meskin ingat kata kakek kalo ulang tahun gak usah tiup lilin kaya "walanda" katanya.

Akhirnya ide berlebaran dengan milad menjadi paduan yang seru, yang penting anak-anak happy dan merasa berlebaran walopun mix dengan berulang tahun. Teman-teman yang datang adalah kerabat-kerabat baik termasuk keluarga Taringa dan temans halaqoh.

Friday, October 20, 2006

To good to be missed

This article is quoted from the mail-list. It's too good to be deleted, I saved it here for the time to ponder.

Photobucket - Video and Image Hosting

BERTAFAKURLAH. ... (Merenunglah. .)Sumber "Mencari Mutiara di Dasar Hati" catatan Perenungan Ruhani (Moh. Nursani), Tarbawi Press.

Saudaraku ... Satu di antara pekerjaan syaitan adalah menimbulkan keraguan dan khayalan kosong. Keraguan dan khayalan umumnya akan mengarahkan pada kekhawatiran dan putus asa dari rahmat Allah. Gelisah yg tak jelas apa yg menjadi inti kegelisahan, padahal segala sesuatu yg dikhawatirkan itu belum tentu terjadi.

Gundah yg tak ada asalnya, padahal peristiwa yg melahirkan kegundahan itu belum dialami. Sungguh kita kerap menjadi objek syaitan. Syaitanlah yg berjanji, "Dan aku (syaitan) benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pd mereka"(QS. An-Nisa:119) .

Saudaraku ... Jauhilah pikiran yg tdk bermanfaat. Buanglah kekhawatiran yg tdk pd tempatnya. Campakkan khayalan kosong yg tak jelas ujung pangkalnya itu. Karena semuanya takkan menambah apa-apa kecuali membuat kita bisa makin terpuruk pd jerat frustasi dan ketakutan yg tak mendasar. Kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan yg tak ada ujung pangkalnya. Merasa sunyi dalam keramaian. Sedih di tengah kegembiraan. Atau bahkan, mati di tengah sejuta harapan utk hidup. Jika kita pernah mengalami suasana hati seperti itu, maka Allah SWT memberikan jawabannya. "Sesungguhnya orang-orang yg bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat pada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan nya" (QS. Al-A`raf:201- 202) itulah jawaban dari Allah SWT.

Saudaraku yg dikasihi Allah, Menurut Imam al-Ghazali, awal dari segala perbuatan adalah kegiatan berfikir. Karenanya, orang yg selalu berfikir panjang dan mendalam (bertafakur) akan lebih mudah melaksanakan segala ibadah ketaatan yg lainnya. "Jika sudah sampai di hati, maka keadaan hati akan berubah. Jika hati sudah berubah, maka perilaku anggota badan akan berubah. Jika pebuatan mengikuti keadaan, maka keadaan mengikuti ilmu, dan ilmu mengikuti pikiran. Oleh karena itu pikiran adalah awal kunci segala kebaikan." (Abu Hamid al-Ghazaly, Ihya `Ulumuddin,IV/ 389).

Bertafakur bukan berkhayal dan berangan-angan kosong. Bukan memikirkan soal keduniaan yg tak pernah habis. Bukan menguras pikiran utk membahas problematika hidup yg hanya ada di dunia. Tapi mengarahkan kita utk memikirkan fenomena alam dan kaitannya dg keimanan. Itulah tafakur yg akan mempunyai pengaruh pada kebersihan hati. Tafakur adalah berfikir menerawang jauh dan merobos alam dunia ke dalam alam akhirat, dari alam ciptaan menuju kepada Sang Pencipta. Berfikir kadang hanya terbatas pada upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan dunia, sedang tafakur dapat menerobos sempitnya dunia ini menuju alam akhirat yg luas, keluar dari belenggu materi menuju alam spiritual yg tiada batas.Karena itu, jika kita memiliki hati yg selalu merenung atau bertafakur ttg ketinggian dan keagungan Allah SWT serta memikirkan kehidupan akhirat, keadaan itu akan memberi kemampuan kita membongkar dgn mudah niat-niat jahat yg terlintas dlm benak kita sendiri. Kita akan memiliki kepekaan dan ketajaman sebagai hasil dzikir dan tafakur yg berkesinambungan itu. Setiap kali terlintas suatu niat jahat atau buruk, maka pikiran, perasaan dan pandangan baik kita dapat segera mengetahui dan mengendalikan diri utk menghancurkan niat jahat atau buruk itu.Sungguh tepat sekali apa yg diwasiatkan Amir bin Abi Qais rahimullah, "Aku mendengar bukan satu kali, dua kali atau tiga kali dari sahabat nabi yg mengatakan, "Sesungguhnya pelita atau cahaya keimanan itu ada pada tafakur." Sofyan bin Uyainah juga pernah mengatakan, "Pemikiran itu adalah cahaya yg masuk dlm hatimu dan mungkin bisa digambarkan spt dalam syair: 'Jika seseorang bertafakur, maka segala sesuatu ada pelajaran baginya" (Tafsir ibnu Kastir, 1/438)Atau lihatlah kebiasaan bertafakur Abu Sulaiman ad-Darani, seorang shalih dari generasi tabiin, sehingga ia kerap dapat memetik pelajaran utk dirinya. "Sekedar aku keluar dari rumah dan apa yg tertangkap oleh mataku, pasti aku melihat bahwa ada nikmat Allah atasku dari apa yang kulihat. Dan dari sana aku memetik pelajaran untukku." (Tafsir Ibnu katsir, 1/438).Saudaraku,Pernah ada seorang pemuda yg mengeluh akan kebekuan hatinya kepada seorang ulama besar, hasan al-banna. Hasan al-banna lalu mengatakan, "Berfikirlah dan berdzikir dlm waktu-waktu senyap, saat-saat kesendirian. Munajat dan merenungi alam semesta yg sangat istimewa dan menganggumkan, kemudian mengangungkan keindahan dan kemuliaan Allah dari alam semesta itu, lalu menyinambungkan kegiatan seperti itu, berlama - lama memikirkan hal itu dgn menghadirkan keangungan Sang Pencipta. Menggerakkan hati, lisan terhadap semua tanda - tanda keagungan yg menajubkan dan hikmah Allah yg sangat tinggi. Semua itu wahai saudaraku yang mullia, tafakkur akan menjadikan hatimu hidup, sinarnya akan menerangi seluruh sisi jiwa dgn keimanan dan keyakinan. Bukankah Allah SWT berfirman dlm al-Qur`an, "Sesungguhhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah tanda-tanda bagi ulul albab (orang yang berakal)". (al-Aqidah, Sayyid Qutb,104).Pikirkanlah, Allah selalu melihat di mana saja kita berada. Kekuasaan-Nya sangat dekat dgn diri kita bahkan ada di urat nyawa kita. Mungkin, meski sangat dekat, kita tidak merasakannya. Kita sudah melakukan kesombongan dan maksiat yg menyebabkan kita menjadi semakin 'jauh' dengan Allah. Dosa kita menjadi 'hijab' yg menghalangi kita dari merasakan kebesaran Allah SWT. Siapa yg merasakan kebesaran Allah SWT, siapa yg merasakan keadaan ini? Hanya kita sendiri. Orang lain tidak dapat menilai sejauh mana kedekatan kita dgn Allah kecuali hanya melihat dan menilai secra zahir. Sementara dari segi batinnya, hanya Allah yg Maha Mengetahui.Mari sama-sama bertafakur saudaraku,Bertafakur, apakah semua nikmat Allah itu sudah kita syukuri. Bertafakur, apakah karunia Allah di alam semesta ini telah menjadikan kita lebih mencintai dan mengagungkan Allah sebagai Penciptanya? Bertafakur, bagaimana kehidupan kita di akhirat? Bertafakurlah, bagaimana nasib kita setelah mati? Bertafakurlah, bagaimana keadaan kita di dalam kuburan? Bertafakurlah apakah kita akan memasuki surga atau neraka? Bertafakurlah, apakah timbangan amal kita sudah cukup?Bertafakurlah. ..

Thursday, October 19, 2006

Homework from Halaqoh

Sekitar sebulan yg lalu ada PR buat cari cerita shohabat Rasulullah, tapi gak pernah ketemu selain yang Khulafaur Rasyidin. Biarain aja lah ini juga bisa jadi cerita mungkin.

Usamah ra. sebagai Panglima Ibnu Asakir telah memberitakan dari Az-Zuhri dari Urwah dari Usamah bin Zaid ra. bahwa Rasulullah SAW memerintahkannya untuk menyerang suku kaum Ubna pada waktu pagi dan membakar perkampungannya. Maka Rasulullah SAW berkata kepada Usamah: "Berangkatlah dengan nama Allah!". Kemudian Rasulullah SAW keluar membawa bendera perangnya dan diserahkannya ke tangan Buraidah bin Al-Hashib Al-Aslami ra. untuk dibawa ke rumah Usamah ra. Beliau juga memerintahkan Usamah untuk membuat markasnya di Jaraf di luar Madinah sementara kaum Mukmin membuat persiapan untuk keluar berjihad. Maka Usamah ra. mendirikan kemahnya di suatu tempat berdekatan dengan Siqayat Sulaiman sekarang ini. Maka mulailah orang berdatangan dan berkumpul di tempat itu. Siapa yang sudah selesai kerjanya segera datang ke perkemahan itu, dan siapa yang masih ada urusan diselesaikan urusannya terlebih dahulu. Tiada seorang pun dari kaum Muhajirin yang unggul, melainkan dia ikut dalam pasukan jihad ini, termasuk Umar bin Al-Khatthab, Abu Ubaidah, Sa'ad bin Abu Waqqash, Abul A'war Said bin Zaid bin Amru bin Nufail radiallahuanhum dan banyak lagi para pemuka Muhajirin yang ikut serta. Dari kaum Anshar pun di antaranya Qatadah bin An-Nu'man dan Salamah bin Aslam bin Huraisy ra.huma dan lain-lain. Ada di antara kaum Muhajirin yang kurang setuju dengan pimpinan Usamah ra. itu, karena usianya masih terlalu muda (18 tahun). Di antara orang yang banyak mengkritiknya ialah Aiyasy bin Abu Rabi'ah ra. dia berkata: "Bagaimana Rasuluilah mengangkat anak muda yang belum berpengalaman ini, padahal banyak lagi pemuka-pemuka kaum Muhajirin yang pernah memimpin perang". karena itulah banyak desas-desus yang memperkecilkan kepemimpinan Usamah ra. Umar bin Al-Khatthab ra. menolak pendapat tersebut serta menjawab keraguan orang ramai. Kemudian dia menemui Rasulullah SAW serta memberitahu tentang apa yang dikatakan orang ramai tentang Usamah. Beliau SAW sangat marah, lalu memakai sorbannya dan keluar ke masjid. Bila orang ramai sudah berkumpul di situ, beliau naik mimbar, memuji-muji Allah dan mensyukurinya, lalu berkata: "Amma ba'du! Wahai sekalian manusia! Ada pembicaraan yang sampai kepadaku mengenai pengangkatan Usamah? Demi Allah, jika kamu telah menuduhku terhadap pengangkatanku terhadap Usamah, maka sebenarnya kamu juga dahulu telah menuduhku terhadap pengangkatanku terhadap ayahnya, yakni Zaid. Demi Allah, si Zaid itu memang layak menjadi panglima perang dan puteranya si Usamah juga layak menjadi panglima perang setelahnya. Kalau ayahnya si Zaid itu sungguh sangat aku kasihi, maka puteranya juga si Usamah sangat aku kasihi. Dan kedua orang ini adalah orang yang baik, maka hendaklah kamu memandang baik terhadap keduanya, karena mereka juga adalah di antara sebaik-baik manusia di antara kamu!". Sesudah itu, beliau turun dari atas mimbar dan masuk ke dalam rumahnya, pada hari Sabtu, 10 Rabi'ul-awal. Kemudian berdatanganlah kaum Muhajirin yang hendak berangkat bersama-sama pasukan Usamah itu kepada Rasulullah SAW untuk mengucapkan selamat tinggal, di antaranya Umar bin Al-khatthab ra. dan Rasulullah SAW terus mengatakan kepada mereka: "Biarkan segera Usamah berangkat! Seketika itu pula Ummi Aiman ra. (yaitu ibu Usamah) mendatangi Rasulullah SAW seraya berkata: "Wahai Rasulullah! Bukankah lebih baik, jika engkau biarkan Usamah menunggu sebentar di perkemahannya, sehingga engkau merasa sehat, karena, jika Usamah ra. berangkat juga dalam keadaan seperti ini, tentulah dia akan merasa bimbang dalam perjalanannya!". Tetapi Rasulullah SAW tetap mengatakan: "Biarkan segera Usamah berangkat!".Orang ramai sudah berkumpul di perkemahan pasukan Usamah itu, dan mereka menginap di situ pada malam minggu itu. Usamah datang lagi kepada Rasulullah SAW pada hari Ahad dan Beliau SAW terlalu berat sakitnya, sehingga mereka memberikannya obat. Usamah menemui Beliau sedang kedua matanya mengalirkan air mata. Ketika itu Al-Abbas berada di situ, dan di sekeliling Beliau ada beberapa orang kaum wanita dari kaum keluarganya. Usamah menundukkan kepalanya dan mencium Rasulullah SAW sedang Beliau tidak berkata apa-apa, selain mengangkat kedua belah tangannya ke arah langit serta mengusapkannya kepada Usamah. Berkata Usamah: "Aku tahu bahwa Rasulullah SAW mendoakan keberhasilanku. Aku kemudian kembah ke markas pasukanku". "Pada besok harinya, yaitu hari Senin, aku menggerakkan pasukanku sehingga kesemuanya telah siap untuk berangkat. Aku mendapat berita bahwa Rasulullah SAW telah segar sedikit, maka aku pun datang sekali lagi kepadanya untuk mengucapkan selamat tinggal, kata Usamah". Beliau berkata kepadaku: "Usamah! Berangkatlah segera dengan diliputi keberkatan dari Allah!". Aku lihat isteri-isterinya cerah wajah mereka karena gembira melihat beliau sedikit segar pada hari itu. Kemudian datang pula Abu Bakar ra. dengan wajah yang gembira, seraya berkata:"Wahai Rasulullah! Engkau terlihat lebih segar hari ini, Alhamduillah. Hari ini hari pelangsungan pernikahan puteri Kharijah, izinkanlah aku pergi". Maka Rasulullah SAW mengizinkannya pergi ke Sunh (sebuah perkampungan di luar kota Madinah), Usamah ra. pun kembali kepada pasukannya yang sedang menunggu penntahnya untuk bergerak, dan dia telah memerintahkan siapa yang masih belum berkumpul di markasnya supaya segera datang karena sudah tiba waktunya untuk bergerak. Belum jauh pasukan itu meninggalkan Jaraf, tempat markas perkemahannya, datanglah utusan dari Ummi Aiman memberitahukan bahwa Rasulullah SAW telah kembali ke rahmatullah. Usamah segera memberhentikan pergerakan pasukan itu, dan segera menuju ke kota Madinah bersama-sama dengan Umar ra. dan Abu Ubaidah ra. ke rumah Rasulullah SAW dan mereka mendapati beliau telah meninggal dunia. Beliau wafat ketika matahari tenggelam pada hari Senin malam 12 Rabi'ul-awal. Kaum Muslimin yang bermarkas di Jaraf tidak jadi berangkat ke medan perang, lalu kembali ke Madinah. Buraidah bin Al-Hashib yang membawa bendera Usamah, lalu menancapkannya di pintu rumah Rasulullah SAW. Sesudah Abu Bakar ra. diangkat menjadi Khalifah Rasulullah SAW dia telah menyuruh Buraidah ra. mengambil bendera perang itu dan menyerahkan kepada Usamah, dan supaya tidak dilipat sehingga Usamah memimpin pasukannya berangkat ke medan perang Syam. Berkata pula Buraidah: "Aku pun membawa bendera itu ke rumah Usamah , dan pasukan itu pun bergerak menuju ke Syam". Setelah selesai tugas kami di Syam, kami kembali ke Madinah dan bendera itu terus saya tancapkan di rumah Usamah sehingga Usamah meninggal dunia. Apabila berita wafatnya Rasulullah SAW sampai kepada kaum Arab, sebagian mereka telah murtad keluar dari agama Islam. Abu Bakar ra. memanggil Usamah lalu menyuruhnya supaya menyiapkan diri untuk berangkat memerangi bangsa Romawi sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW sebelum wafatnya dahulu. pasukan Islam mulai berkumpul lagi di Jaraf di perkemahan mereka dulu. Buraidah ra. yang diamanahkan untuk memegang bendera perang telah berada di markasnya di sana. Tetapi para pemuka kaum Muhajirin yang terutama, seperti Umar, Usman, Abu Ubaidah, Sa'ad bin Abu Waqqash, Said bin Zaid dan lainnya mereka telah datang kepada Khalifah Abu Bakar ra. seraya berkata: "wahai Khalifah Rasulullah! Sesungguhnya kaum Arab sudah mula memberontak, dan adalah tidak wajar engkau akan membiarkan pasukan Islam ini meninggalkan kami pada masa ini. Bagaimana kalau engkau pecahkan pasukan ini menjadi dua. Yang satu untuk engkau kirimkan kepada kaum Arab yang murtad itu untuk mengembalikan mereka kepada Islam, dan yang lain engkau pertahankan di Madinah untuk menjaganya, siapa tahu kalau-kalau ada yang datang untuk menyerang kita dari mereka itu. Kalau tidak, maka yang tinggal di sini hanya anak-anak kecil dan wanita saja, bagaimana mereka dapat mempertahankannya? Seandainya engkau menangguhkan memerangi kaum Romawi itu, sehingga keadaan kita dalam negeri aman, dan kaum Arab yang murtad itu kembali ke pangkuan kita, ataupun kita kalahkan mereka terlebih dahulu, kemudian kita mengirim pasukan kita untuk memerangi bangsa Romawi itu, bukankah itu lebih baik?! Kita pun tidak merasa bimbang dari bangsa Romawi itu untuk datang menyerang kita pada masa ini!. Abu Bakar ra. hanya mendengar bermacam-macam pandangan dari para pemuka Muhajirin itu. Setelah selesai mereka berkata, maka Abu Bakar ra. bertanya lagi: Adakah yang mau memberikan pendapatnya lagi, atau kamu semua telah memberikan pendapat kamu?! jawab mereka: "Kami sudah berikan apa yang harus kami sampaikan!". "Baiklah, kalau begitu. Saya telah dengar semua apa yang hendak kamu katakan itu", ujar Abu Bakar. Demi jiwaku yang berada di tangannya! Kalau aku tahu bahwa aku akan dimakan binatang buas sekalipun, niscaya aku tetap akan mengutus pasukan ini ke tujuannya, dan aku yakin bahwa dia akan kembali dengan selamat. Betapa tidak, sedang Rasulullah SAW yang telah diberikan wahyu dari langit telah berkata: "Berangkatkan segera pasukan Usamah". Tetapi ada suatu hal yang akan aku beritahukan kepada Usamah sebagai panglima pasukan itu. Aku minta darinya supaya memembiarkan Umar tetap tinggal di Madinah untuk membantuku di sini, karena aku sangat perlu kepada bantuannya. Demi Allah, aku tidak tahu apakah Usamah setuju atau tidak. Demi Allah, jika dia enggan membenarkan sekalipun, aku tidak akan memaksanya! Kini tahulah para pemuka Muhajirin itu, bahwa khalifah mereka yang baru itu telah berazam sepenuhnya untuk mengirim pasukan Islam, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW sebelumnya. Abu Bakar ra. lalu pergi ke rumah Usamah ra., dan memintanya agar membiarkan Umar ra. tinggal di Madinah untuk membantunya. Usamah ra. setuju. Untuk meyakinkan dirinya, maka Abu Bakar ra. berkata lagi: "Benar engkau mengizinkannya dengan hati yang rela?" Jawab Usamah: "ya!". Khalifah Abu Bakar ra. lalu mengeluarkan perintah supaya tidak ada seorang pun mengelakkan dirinya dari menyertai pasukan Usamah itu sesuai dengan perintah Rasulullah SAW sebelum wafatnya. Dia berkata lagi: "Siapa saja yang melewatkan dirinya untuk keluar, niscaya aku akan menyuruhnya mengejar pasukan itu dengan berjalan kaki". Kemudian Abu Bakar ra. memanggil orang-orang yang pernah mengecil-ngecilkan pengangkatan Usamah sebagai panglima perang, dan memarahi mereka serta menyuruh mereka ikut keluar bersama-sama pasukan itu, sehingga tiada seoran pun yang berani memisahkan dirinya. Apabila pasukan itu sudah mulai bergerak, Abu Bakar ra. datang untuk mengucapkan selamat berangkat kepada mereka. Usamah mendahului para sahabatnya dari Jaraf, dan mereka kurang lebih 3,000 orang, di antaranya ada 1,000 orang yang menunggang kuda. Abu Bakar ra. berjalan kaki di sisi Usamah ra. untuk mengucapkan selamat jalan kepadanya: "Aku serahkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan kesudahan amalmu! Sesungguhnya Rasulullah SAW sudah berpesan kepadamu, maka laksanakanlah segala pesannya itu, dan aku tidak ingin menambah apa-apa pun, tidak akan menyuruhmu apa pun atau melarangmu dari apa pun. Aku hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Rasuluflah SAW saja". Usamah ra. dan pasukannya maju dengan cepat. Dia telah melalui beberapa negeri yang tetap mematuhi Madinah dan tidak keluar dari Islam, seperi Juhainah dan lainnya dari suku kaum Qudha'ah. Apabila dia tiba di Wadilqura, Usamah mengutus seorang mata-mata dari suku Hani Adzrah, dikenal dengan nama Huraits. Dia maju meninggalkan pasukan itu, hingga tiba di LThna dan dia coba mendapatkan berita di sana, kemudian dia kembali secepatnya dan baru bertemu dengan pasukan Usamah sesudah berjalan selama dua malam dari Ubna itu. Huraits lalu memberitahu Usamah, bahwa rakyat di situ masih belum berbuat apa-apa. Mereka belum berkumpul untuk menentang pasukan yang mereka, dan mengusulkan supaya pasukan Usamah segera menggempur sebelum mereka dapat mengumpulkan pasukan. (Ibnu Asakir: At-Tarikh 1:120, Kanzul Ummal 5:312. Fathul Bari 8:107)

Wednesday, October 18, 2006

Sunday, October 15, 2006

Sincerity Coming from The Heart

Remembering the research about the word Insya Alloh by Joko Susanto in University of Queensaland, I found there are a few voilation against the sacred expression as such. This remind me the idea that came to me as a lady wishpered to tell me to say "MasyaAlloh" when I have to praise the child. I was just feel odd as apparently my level of piety was not as high as hers. This is so un me, I thought. Still the expression wouldn't come out from my mouth - I admitted I just said Subhanalloh once. The arabic expression I currently use in my subconscious mind are just very simple like Astagfirullah, Insyaalloh - with some meaning violated, Alhamdulillah and Bismillah and MasyaAlloh in a very limited condition. I just don't want to - kind of - utter those unfamiliar expression like masyaAlloh or Subhanalloh in the wrong context and without my sincerity. I plan one day, I would say those dzikr expression when I am ready and those exprssion are coming from my deep in side. I just don't want to say it becoz of others or for showing off that my level of piety is higher than others. Naudzubillah. I just coudn't be up to the scratch.

Sunday, October 08, 2006

Energized Up Ramadhan in Children Pesantren

It was unexpected that I was willing to come for the invitation for being a commitee of Islamic short course in Ramadhan. I just didn't understand my slacking habit suddenly disappeared. Alhamdulillah, most of the commitee were among the close friends. In the first meeting I proposed my daughter song that I wrote long time ago. Then I remember the Islamic holiday activity in Southbank where Lara made a middle eastern doll. The experience inspired me to apply what I had learnt in multiliteracies study about the framework. I was thinking that the New london Groups' fourth concept (Situated Practice, overt instruction, critical faming (irrelevant in this case) and the transform practice) can be applied in this short course, implementing concept through real work and practice. Then I just took the three of them. Their real works were prtrayed though the doll making "women in hijab" and the Mosque collage.
To cut the story short, we arranged everythings in our best ideas. Lots of inspiration came through. The plan and the booklet had in the final draft with lots of activities for children. We devided the kids into two groups, the above 9 and the under 9. The girls took the the younger one as the boys seemed to be not really ready with younger kids. It looked to me everything would be undercontrol including the funds from the Moslem society had no problem at all though the reimbursment system was applied. I didn't mind using my financial source at all. We bought, craft material, goodies bag, and bit and pieces for the whole lots, as well as lots of presents for kids for the winner in the competition. The competition covered; Show n tell with islamic collage - how they could tell their pictorial stimuli in the relation to Islam; Short du'ahs recitation; the best Ied card and the surah recitation.

Monday, October 02, 2006

Songs In Ramadhan

It's been along time I've been thinking about how the children learn Islam in a fun way. I don't wanna hear any more about the little kid's comment "I don't wanna do shalat", "what for we do all these?" n the unexpected question "Mommy when you were a kid, did you choose Islam to be your religion?" It was schoking. What did I have to answer? Time after time all the complaints and the schocking question has been answered without being said. All those things made me make up my mind to put her through into our best way of living.

Having some new experience working in a childcare centre, I understand now, kids always want to be active, fun, move, sing and playing silly things. Then lately I was called by a friend who will host the molem short course activity welcoming Ramadhan. I was just thinking about the song I wrote for my daughter. I looked up my diary where I wote them, expecting to be useful for the short course. I wote the religious lyrics and using the Nursery Rhymes, and I got them.


This is the way ....
This is the way we do wudhu, do wudhu, do wudhu
This is the way we do wudhu,
Before we do shalah

Fasting in Ramadhan
We are fasting, we are fasting
Becoz of Allah, becoz of Allah
Fasting in Ramadhan, fasting in Ramadhan
All day long, all day long



Iedul Fitri
Everybody's happy
When Iedul fitri comes
Comes to the mosque
To celebrate the day
We are all happy no matter who we are
and Everybody's happy
When Iedul fitri comes


Learn to Shalah
When I was 4 I learnt shalah
The way that moslems do
We face Kiblah to do shalah and never to forget
We do Shubuh, Dzuhr, Ashr, Maghrib, Isya
We do them everyday
We feel happy after shalah coz Allah will love us
Lyrics are copyrighted - all originally written by afi



Islamic activity in SouthBank

What a coincidence, this school holiday comes together with Ramadhan. In the first week of the school holiday Southbank Parkland held numerous remarkable activities. What came to make it special was that the activities were about the Art Workshop. General/Aussy Art Workshop might sound ordinary but last week (I'm not sure this week) the theme of the workshop was about the Islam. I wondered if they made it because school holiday and Ramadhan or else. The nuance of Islam colored the Suncorp Piazza, like the sound of Adzan, Cat Steven Nasyid and many more such as Asma'ul Husna. The sound was explained to the participant who were mostly Australian and not moslems in the middle of the workshop by a moslem lady who was hired to guide the Islamic Art Workshop. She was Shamima with her 3-year-old kid. We had a little chat talking about learning (introducing) Islam through art for kids and she invited me to the Kuraby mosque to have the Islamic Play Group that I was hopeless to join due to the distance. The workshop she hosted was making a middle eastern doll with a head cover. And I think it was only their "Hands On Art" terminology - It doesn't mean all middle easterner women are moslem, anyway whatever the name was, this was gonna be good. The title of the program was


The same but different- It's A Wrap and Middle Eastern Doll

Hands On Art and South Bank Corporation present Islamic Art workshops for children of all
ages.

Hijab is a head cover that Muslim women usually wear to cover their
hair and head. In this workshop children explore the meaning and value of hair
covering, and learn the different ways of wrapping a scarf or cloth around the
head. The workshop involves painting on large rectangular pieces of fabric. Kids
create a scarf design inspired by Islamic art. Making a doll with any types of hijab in different moslem countries.

So they introduced the Aussy kids what hijab was and they were allowed to ask anything about Islam. This was a good point where people out there would no more put us in a bad stereotyping. This was a kind of eliciting awareness through non-moslem community.

Across the Piazza the Bungee Trampoline was really the biggest temptation for Lara. Trying the Trampoline for $10 wouldn't dig my deep wallet as long as she finished her fasting until 12.00. She did it and got the reward for fasting.

Pacific Fly Motion Bungee Trampoline
A four in one bungee
trampoline for anyone of any age group. Secured and safe in an adjustable,
purpose built harness, people are free to experiment with acrobatic movements or
simply jump as high as they can.

Wednesday, September 27, 2006

Ramadhan Day 3

Photobucket - Video and Image Hosting
Lara makan sahur in bed 27/09/06

Everybody's happy when the Ramadhan is coming. Seribu satu alasan mengapa semua pada happy kalo Ramadhan tiba. Zaman anak-anak dulu alasannya karena pengen cepet Ied, kalo udah Ied dapet baju baru n angpau dari sana sini. Itu tentu saja terjadi karena lingkungan mendukung, coba Lara, kayaknya biasa-biasa aja - Ramadhan atau bukan sama saja. Di sekolah sama saja morning tea - lunch - afternoon tea. Oke gak papa disekolah tetap rutin tapi Ramadhan kali ini Lara udah lima tahun at least kenal apa itu Ramadhan dan pembiasaan apa dos and don'ts selama Ramadhan. Diceritain Mia (tantenya) udah tamat puasa sebulan penuh pas umur 5 tahun ternyata tertarik juga dan penasaran what's the reason. Tante Mia bilang katanya takut masuk neraka dan alhamdulillah jadi motivasi untuk ikutan puasa. Jadi di rumah puasa di sekolah nggak. Yang essential lagi adalah menerapkan konsep puasa buat Lara, minimal apa itu sahur, puasa dan buka dan do'a.

Baca posting bu Tia di milis tentang Indahnya Ramadhan di tanah air keliatannya asik juga posisi di Indo memungkinkan anak untuk belajar lebih banyak - peer learning. Tapi Ramadhan di Brisbane kali ini tak kalah indah juga dengan di Indo dan akan menjadi kenangan manis. Alhamdulillah Ramadhan kali ini mudah-mudahan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Sehari sebelum Ramadhan kami dapat tele-taujih dari Ustadz Ahmad Sarwat Lc. (pengasuh tanya jawab di eramuslim.com) tentang Tarhib Ramadhan, kami bisa interaksi langsung dan tanya jawab. Setelah beres kami berbagi cerita apa aja yang ingin kita dapatkan di bulan suci ini, semuanya harus berlomba berbuat kebaikan (Fastbiqul Khairat). Biar ceritanya seru maka di bikin per point tentang apa harapan kita setelah Ramadhan lewat dan ditulis di secarik kertas - salah satu rekan kasih intruksi ini. Kebanyakan akhwat heran juga ngapain yaa ... kirain mau dikumpul dan dibaca orang lain, ternyata setelah semua selesai menulis, rekan kami malah menyuruhnya menyimpan baik-baik untuk dibuka setelah Ramadhan nanti. Kita bisa tahu apakah yang kita tulis tadi sudah terlaksana setelah menjalankan ibadah puasa. Saya pikir ini briliant idea untuk memacu kita menjadi muslimah yang lebih baik. Kalo boleh jujur salah satu harapan saya adalah seperti yang di ceritakan bu Tia tentang ceramahnya AA Gym, menahan amarah dan sabar - ingin menahan diri untuk tidak protes melulu kalo di dzalaimi. Setelah kami simpan baik-baik kertas tadi kami diberi secarik kertas lagi dengan judul "Mutaba'ah Ramadhan" (buat yang bersedia) menuliskan target program amal sholeh selama Ramadhan dan apakah sehabis Ramadhan ibadah kita improve? Setiap carikan kertas yang dibagikan bukan untuk siapa-siapa tapi hanya untuk diri sendiri, untuk muhasabah diri. InsyaAlloh dengan begini kita jadi harus kejar setoran dan memotivasi karena lebih organised, minimal berniat menjadi lebih baik. Buat saya ini pengalaman berharga yang saya dapatkan di Brisbane. Tambahannya adalah acara hiburan, seperti biasa setelah memabahas kajian kami membahas sajian lengkap dengan membahas resepnya. Berhubung direncanakan puasa hari Minggu di Brisbane jadi kami siap-siap menyediakan iftar padahal puasanya besok jadi apa boleh buat es campur dan bakso malang campur dan mie ayam jadi menu untuk acara munggahan kayak Bu Tia di Bandung. Alhamdulillah kami masih bisa menikmati puasa di negeri orang.




Monday, September 25, 2006

Another Test

Photobucket - Video and Image Hosting

Having Ramadhan overseas does not make any different, no matter what we are doing and how hard we are trying to do. Doing the test, routine hard work, packing and many more I couldn't imagine. One of my most bugging thing lately is the test. This has been my poor preparation for this time. Unlike any other test I had here in Brisbane, I tried to do my best especially for the IELTS. I was scared enough to do the test since the UQ entrance requirement was haunting me for months although during last summer my travel schedule was a bit squashy. That's behind the scene of the IELTS. It's a kind of a momentum for my future. But now, this test is sort of just attention seeker. This is the sign when my time here will be shortly ended. The next big test is TKT see Cambridgeesol

The show must go on, the admin and module's fee had been paid. I have to go trhough it, my side job this week has been sudenly so busy and apparently now I don't care anymore about the test, whatever will be will be. Another hurdle is blogging, this is the point where I can save my best mark that I have to leave blogging for a while for the test, but it's too late now it's only 3 days to go. I hate blogging when I have to do the test and I hate the test when I want to have blogging.

Another way for not escaping from reality is that I suppose I have to specify the problem, define it ....
  1. What the ... is TKT? TKT is a new test from Cambridge ESOL about teaching English to speakers of other languages. It aims to increase teachers' confidence and enhance job prospects by focusing on the core teaching knowledge needed by teachers of primary, secondary or adult learners, anywhere in the world. This flexible and accessible award will help you to understand:
    - different methodologies for teaching
    - the 'language of teaching'
    - the ways in which resources can be used
    - the key aspects of lesson planning
    - classroom management methods for different needs
  2. What does TKT involve?
    Most teachers are likely to follow a preparation course before taking the test but you can also prepare yourself through your own reading and study, if you prefer.
    TKT has three core modules. These can be taken together in one exam session or separately, in any order, over three sessions. Each module consists of a test of 80 objective questions, lasting 80 minutes, which require you to select the correct answer and mark this on a computerised answer sheet.
    - Module 1 - Language and background to language learning and teaching
    Describing language and language skills.
    Background to language learning.
    Background to language teaching.
    - Module 2 - Planning lessons and use of resources for language teaching
    Planning and preparing a lesson or sequence of lessons.
    Selection and use of resources and materials.
    - Module 3 - Managing the teaching and learning process
    Teachers' and learners' language in the classroom.
    Classroom management.

The only way is just PRAY. Ya Alloh give me a strength.


Photobucket - Video and Image Hosting

Friday, September 22, 2006

A M I G O

Photobucket - Video and Image Hosting

Ada dua judul yang pas dari hikmah republika hari ini dan kemaren dengan sebuah topik pertemanan. Judul kemarin adalah Keutamaan Jujur dan judul hari ini adalah Memaknai Sabar. Kedua kata ini adalah kata mulia yang bisa memelihara sebuah pertemanan yang fair dengan siapapun, perempuan dan laki-laki. Mungkin sabar adalah segalanya untuk menjaga hubungan baik dengan teman, tapi jujur adalah kata kedua yang akan datang setelah kesabaran habis. Bila jujur tidak datang tak tahu apa yang akan terjadi dalam berteman. Satu sama lain akan syak wasangka, bersu'udzhanism satu sama lainnya karena tidak dikomunikasikan. Komunikasi dengan alat bahasa adalah hal terpenting dalam berinteraksi dengan sesama. Secara teori mengkomunikasikan sesuatu yang kurang beres itu memang perlu dan akan menjadi solusi tetapi dalam kultur kita apakah hal ini cukup bisa diterima oleh setiap orang dengan background yang sangat beragam. Jadi inget lecture-nya Michael harrington, Selasa lalu, ketika membahas literacy dalam konteks sosial. Katanya tingkat literacy di working class dan di middle class exposure literacy berbeda - dalam artian tingkat exposure terhadap tulisan dan bahasa. Entah benar atau tidak, namanya juga theory, katanya exposure literacy middle class nota bene terorganisir dengan baik sehingga mereka bisa memanfaatkan bahasa untuk menjadi pemecahan masalah, berbeda dengan the working class. Teory ini asal usulnya dari si Vigotsky yang bilang " The skills, concepts, and ways of thinking that an individual develops reflect the uses and approaches that permeate the community or social groups of which that person is a member". Harrington waktu itu mengilustrasikan seorang anak yang gak suka makan peas dengan dua konteks; working class dan middle class. Dia bilang di working class conversation akan seperti ini:

  • anak: "I don't like peas"
  • ayah: "Eat your peas!!"
  • anak: "why should I eat peas?"
  • ayah: ayah terdiam dan marah, bisa jadi sampai anak nya di sentil

sedangkan di middle class

  • anak: "I don't like peas"
  • ayah: "Why you don't like peas?"
  • anak: "why should I eat peas?"
  • ayah: "Because peas is good for your health, ok ... let's see what we can do about this."

Jadi bila ada problem, salah satu untuk mencapai solusinya adalah dengan berdiskusi, menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya untuk memecahkan masalah bukannya dengan si anak bertanya "why should I eat peas?" orang tua malah merasa dibantah dan marah jadi semua tak terkomunikasikan. Konteks working dan middle class ini cuma untuk illustrasi, terlepas dari diskriminasi, lagian ini cuma teorinya si Mbah Vigotsky.

Kembali ke jujur tadi, komunikasi adalah suatu bentuk kejujuran untuk solving the problem. Dalam artikelnya Kholil Misbach Lc menulis "Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang artinya Mahabenar." Dia menulis ada enam point tentang kejujuran(lihat Keutamaan Jujur), yang sesuai dengan konteks ini adalah poin ke satu dan ke empat yaitu:

  • Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ''Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.'' (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
  • Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda, ''Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.'' (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu'tamir).

Kembali lagi keawal, bila jujur tak datang setelah sabar habis maka lihat point keempat. Seorang teman mungkin akan schock bila kita mau jujur dan ingin memahami arti sebuah teman - dalam koteks kesabaran sudah surut. Bila niat bersilaturahmi masih tebal dan masih ingin memperbaiki hubungan persahabatan, kejujuran adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh walaupun pada awalnya jujur itu seperti akan mencelakakan tapi pada hakikatnya jujur adalah keselamatan. Hubungan kedua belah pihak akan menemui point pertama, perasaan akan enak dan hati tenang karena tidak takut akan diketahui kebohongannya.

Thursday, September 21, 2006

Begging You for the Assignment, pleaaaase ... (toloong, Punten yah)


Dear Bloggers yang berbahasa Indonesia atau Sunda atau Jawa juga,

I need help buat kerjain assignment yang bikin mini survey tentang attitude bloggers terhadap blogging. Simple aja cuma jawab beberapa pertanyaan aja dengan jujur di blog anda dan di jamin gak susah. Ini adalah open-ended question jadi jawaban apa aja di terima. Makasih sebelumnya sudah berkenan membantu ngerjain assignment. Jawabannya tulis aja seperti posting biasa -kalo gak keberatan-anda menulis di blog (kalo jawabannya sangat personal dan tidak ingin ke publik silahkan email japri di afi_astuti@yahoo.com). Kalo ingin tahu background nya lihat di posting yang berjudul New media,
Silahkan bertanya kalo bingung. Heaps of Thanks

Pertanyaan Survey.
General Question:
  1. Apa attitude (sikap) anda tentang Blogging? [comment: blogging ini maksudnya aktivitas yang dilakukan bloggers, jawabannya misal; blogging itu positif karena ..bla ... bla ... dan negatif nya adalah ..bla ... bla ... atau silahkan jawab aja seadanya]
  2. Apa yang anda harapkan dari blogging? [comment: jawabannya jujur juga, misalnya pupolaritas atau apa aja dech]
  3. Apa manfaat blogging buat anda?

Subjectivity-identity

  1. Hal-hal apa saja yang anda tulis di blog? [comment: apakah lebih ingin mengulas pengalaman pribadi (diary) atau ingin menulis seperti gaya artikel atau ingin menulis pengalaman orang lain]
  2. Apakah anda ingin menunjukan identitas anda? [jika ya tolong alasannya apa, juga jika tidak sebutkan alasannya]
  3. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik blog anda? [ misal; anda menilai blog anda biasa-biasa saja, istimewa, subversive, atau mungkin lucu]

Community

  1. Bagaiman cara anda menciptakan komunity atau teman-teman anda di blog anda? [misal: mengunjungi blog yang belum kenal, kemudian kenalan dsb, silahkan uangkapkan cara anda membentuk komunitas]
  2. Apa gunanya komunitas atau link bloggers yang anda miliki?
  3. Menurut anda apa arti jumlah comment yang anda miliki disetiap postingan anda?
Power Relation
  1. Bagaimana kebiasaan anda ketika mengunjungi situs blogger yang lain (blog walking), apakah selalu meninggalkan identitas atau tidak, alasannya apa?
  2. Apakah anda memiliki blog favorite? ada berapa?
  3. Apakah and membuat link teman anda yang tidak me-link anda? Apa komentar anda?

Pertanyaannya cuma segitu, tolooong ya please ... jawab aja sejujurnya.

New Media

Topic kuliah week 8 untuk Comu 1000 (communication) adalah The New Media oleh Dr Maureen Burns, program convernor untuk media study di University of Queensland yang pernah ketemu dilaunching buku The Female Chauvinist Pig (posting di freidster blog- a year ago). Topic tsb membahas "What do we do when we study new media?" dia ungkapkan empat point yaitu; Digitality, Interactivity (Extractive and Immersive), Hypertextuality, Dispersal and Virtuality. Kalo di bahasa satu per satu artinya pusing cuma yang menarik dari empat point tadi adalah Interactivity dan Hypertextuality. Point yang kepikiran juga adalah "New media are useful for thinking about the concept of" : Subjectivity-Identity, Democracy, Nation, Community, History, Communication, Human-ness, New-ness, Relation of Power. Kalo disambung-sambungkan, jadi inget para blogger yang telah menikmati "The New Media". Key word yang berwarna ungu bisa menjadi faktor-faktor yang berhubungan dengan para penikmat blogging. In blogging, interactivity sangat jelas terlihat, kemudian hypertextuality juga contoh nya dengan membuat/membuka link-link di masing-masing blog. Kemudian konsep yang ada dalam "The New Media" tadi seperti subjectivity terlihat dalam hal personalising all the written text in a blog. Emang yang namanya public diary sudah jelas gak lepas dari Subjectivity-Identity. Konsep yang kedua yaitu community; ketika para blogger me-link teman-temannya mereka sebenarnya membuat kommunity sendiri ada yang genre-nya berupa bahasa dan negara, meski secara geografis mereka dipisahkan dengan jarak dan ada pula yang sampai membentuk community global dengan syarat bahasa yang dipakai di blog adalah English. Kemudian konsep komunikasi, udah pasti gak usah diceritakan lagi ini adalah landasan dari semua kegiatan yang dilakukan. Dan yang terakhir, Relation of Power atau hubungan kekuasaan dimana tulisan sebenarnya tidak netral cuma ada yang kentara dan expressive dan aja juga yang biasa-biasa aja tidak menunjukkan karakteristik yang kritis.

Mengenal "The New Media" ini seperti dibilang maureen berguna untuk konsep-konsep sosial dan humaniora. Ada satu hal yang membuat saya agak bingung, ada seorang yang mempunyai statement, kalo blog itu katanya cuma buat ibu-ibu yang kurang kerjaan, terkesan apa ya ... Emang iya gitu? Gara-gara statement dia ini saya jadi bisa link-kan dengan assignment yang diberikan di mata kuliah tadi tentang penggunaan "The New Media" di tengah-tengah komunitas kita. Student harus bikin survey kecil-kecilan tentang kegunaan "The New Media" ini. Kayaknya access untuk bikin survey ini cuma blog dengan minta pendapat dari bloggers dengan hanya menjawab simple questions aja.

Wednesday, September 20, 2006

Bullying Among Us

Beberapa minggu lalu sebuah artikel di Republika membahas tentang indahnya memaafkan. Tertulis "memaafkan bukanlah perbuatan yang mudah dilakukan". Memang hati dan ucapan kadang tak bisa begitu saja seia sekata. Semua tahu alangkah arifnya bila kita bisa memaafkan kesalahan orang lain yang pernah menyakiti kita. Tapi mulut bisa berucap untuk memaafkan tapi hati meski diusahakan dalam hati untuk memaafkannya tapi subconsciously (alam bawah sadar) gak pernah bisa apalagi bila yang menyakiti tidak meminta maaf.

Kesalahan-kesalahan ucap yang menyakiti hati berasal dari ucapan-ucapan tak berkenan, biasanya mereka pelontar kata-kata menyakitkan akan bersembunyi dibalik kelakar. Kelakar adalah excuse seorang pecundang yang menyalahgunakan dalih positive thinking. Mungkin ini bisa dikategorikan sebagai bullying. Bila seseorang tersakiti hatinya karena kelakar, yang disalahkan adalah si korban yang disakiti hatinya. Entah mengapa, diterima ataupun tidak, masyarakat Indonesia berkecenderunganna suka bercanda dengan memojokan orang. Canda akan berhasil bila ada orang yang dijadikan bulan-bulanan dan disudutkan. Entah sifat setan mana yang menyelinap di hati mereka sehingga mereka sampai dibutakan untuk meraba hati, berempati terhadap orang-orang yang selalu digunjing dan dipojokkannya. Apakah ini sudah menjadi suatu NORMA di kalangan masyarakat Indonesia bahwa humor yang super lucu adalah humor yang menertawkan orang. Bila ini sudah menjadi sebuah Norma dan budaya alangkah tak beradabnya kaum ini. Hal ini ditandai bila korban pelecehan humor menjadi pihak yang disalahkan oleh para pehumor. The bullied being blamed. Sehingga para pehumorlah yang menjadi pahlawan bila si korban protes. Bisa di katakan masyarakat Indonesia karena mungkin cukuplah untuk diambil sebuah sample di Brisbane ini. Masyarakat asal Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia dalam komunity scholars. Banyak tanda-tanda ucapan yang tak begitu manis didengar, terutama oleh orang yang dilecehkan. Contoh dalam suatu barbeque, seorang mengatakan "rasanya haram kalo gak ngerjain orang sehari saja". Na'udzubillah .... Contoh lain yang mungkin adalah sebuah dilema. Disatu pihak memaafkan adalah wajib di pihak lain berat sekali untuk mengikhlaskannya. Memaafkan sebelum menjalankan ibadah puasa adalah membersihkan hati untuk meraih Ramadhan yang suci. Mungkin jalan keluarnya adalah hanya berdoa kepada Alloh, karena contoh humor ini rasanya gak bisa diterima bahkan 'humor' ini terucap dalam sebuah usrah. Seseorang mengatakan kepada teman (atau entah orang yang tak begitu disukainya-maaf bukan judgement) "Jauhkan dari orang yang terkutuk" yang ditujukan kepada seorang perempuan yang sangat bingung memahaminnya mengapa ia dikatakan terkutuk. Setahu dia yang terkutuk adalah syetan. Tapi perempuan bingung itu kemudian berdo'a.

Ya ... alloh bersihkan hatiku dengan memaafkannya dan mohon engkau peringatkan dia dengan kesalahan yang telah dia perbuat kepada hamaba Mu. Ingatkan dia yang telah menyebutku 'orang terkutuk'. Peringatkan dia akan apa yang telah diucapkannya kepadaku. Mohon lapangkan hatiku untuk memaafkannya. Mohon perlihatkan kepadanya bahwa saya bukan 'orang terkutuk'. Tunjukkan kepadaku ya Alloh ...amien.

Itu hanyalah sekelumit contoh kecil yang nantinya pasti berefek ke generasi berikutnya. Hal ini termasuk kehati-hatian dalam berucap karena kehati-hatian adalah bagian dari taqwa Abu Hurairah menegaskan bahwa hakikat takwa adalah kehati-hatian dalam menjalani kehidupan ini karena khawatir terjerumus ke dalam dosa. Hal itulah yang selalu ditegaskan Rasulullah, ''Seorang Mukmin tidak akan mencapai derajat takwa hingga meninggalkan hal-hal yang tidak berguna karena khawatir terjerumus ke dalam hal-hal yang haram.'' (HR al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi).

Itu dari sudut pandang agama, supaya lebih netral coba kita lihat dari sudut phenomena sosial. Melecehkan teman untuk menjadi bahan tertawaan mungkin di kultur barat dianggap tidak senonoh dan di sebut BULLY. Bullying sebenarnya banyak terjadi di kalangan anak-anak tetapi apakan masyarakat Indonesia dewasa ingin dikatakan childish dan tidak mature dengan membully sesama teman padahal gelar yang akan disandang adalah Ph. D atau bahkan sudah menyandang. Untuk menghindari hal ini, mestinya dibahas tanpa ada rasa taboo atau sungkan karena mereka memandang bahasa adalah sebagai suatu pemecahan masalah dengan cara mendiskusikannya tanpa merasa ada siapapun yang tersinggung termasuk si pem-bully yang wajar aja kalau tersinggung karena dia telah mem-voilated the social life seseorang. Definisi Bully adalah " an individual who torments others through verbal harassment, physical assault, or other more subtle methods of coercion." Phenomena yang banyak terjadi di sini adalah torments through verbal harrasment yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat yang tidak pernah kritis dengan phenomena sosialnya dan nrimo apalagi bila yang membully punya power. Bully sebenarnya sudah banyak peneliatiannya diantaranya mengindikasikan bahwa Bully mengandung empat element yaitu: tindakan agresif dan negatif, tindakan tsb dilakukan berulang-ulang, bully ini juga terjadi bila adanya ketidakseimbangan power diantara orang-orang sekitarnya dan bully juga terjadi dengan sengaja. Kemudian ada dua kategory bullying yaitu direct bullying misalnya dengan melecehkan dan atau menyudutkan seseorang didepan umum untuk menjadi bahan tertawaan - percaya gak percaya hal ini terjadi di majlis ta'lim. And indirect bullying misalnya menyebarkan gossip, menunjukan tak ingin bersosialisasi apalagi silaturahmi dengan orang yang di bully-in, mengkritik penampilan seseorang, kebiasaan dsb.

Kita bisa melihat seseorang ini mem-bully dengan cara:

  • memanggil nama orang yang diassosiasikan dengan sesuatu negative dan menjadi bahan tertawaan atau memanggil dengan sebutan yang tak wajar seperti contoh tadi, menyebut orang terkutuk yang ditujukan pada seseorang.
  • adanya tindakan fisik dengan menyentuh atau merusak badan atau barang2nya
  • Making fun, membuat oranga memjadi bahan tertawaan dengan cara apapun
  • bersuara dengan maksud merendahkan orang atau membuat orang tertekan e.g., bersiul atau membanting
  • menyebar gossip
  • merendahkan reputasi orang
  • ngerjain orang - memuat seseorang melakukan apa yang dia gak mau perbuat.
  • mengucapkan kata-kata yang tak pantas mengenai keluarga (terutama ibu), ras, income level
  • mengisolasi seseorang dari linngkungan sosial

Bullying ini sepertinya dianggap sepele sekali oleh teman-teman kita padahal di UQ, kita bisa lapor kalo ada yang bully-in kita. Kemudain tentang bully awareness juga diindikasikan dengan dibuatnya brosur-brosur tentang harrasment dan inclusive language yang diantaranya tidak merendahkan kaum perempuan.

Jangan harap bullying akan menjadi Plausible Deniability.

dari berbagai sumber - boleh lihat di wikipedia

Sunday, September 17, 2006

Horror Story from The Hawken Drive 2

Sebenarnya cerita horor yang dulu ada sequelnya, cuma berhubung memperoleh copy right dari nara sumber keliatannya susah dan kemungkinan besar tidak diberikan jadi dengan sayang sekali sequel keduanya gak bisa diceritain dan bahkan Cerita Horor bagian pertama dicabut copy rightnya karena N tidak berkenan dengan publisitasnya.

Saturday Morning

Kepikiraaan terus dibilangin gemuk n memang fakta membuktikan. Thanks juga siy buat para nasty comentators yang bikin aku mikir n putting ideas into action. Beberapa kali kerja siang pekan lalu nyobain jalan kaki dari rumah ke Uni, lumayan kaki pegel di weekend. Pegel-pegel ginian gak rencana mau kemana weekend ini. Dipikir-pikir dalam rangka pengurusan badan kenapa gak cari fruit n veg buat konsumsi tiap hari pengganti nasi n makanan yang enak-enak. Jam 9an baru kepikir ke Saturday market. Being everybody's ready, si Ayah inget mau balikin Vanila Sky ke Civic tapi belom slesai jadi di sambung lah bentar ampe Tom Cruisenya bunuh diri tapi masih hidup. Jam 11 baru mangkat dari rumah, kayaknya akan telat tapi dasar blessing market udah hampir tutup jadi banyak fruit n veg yang reduced. The word "Reduced" so far is my favorite when shopping. Pokoknya kalo ada sign "REDUCED" serbuuuuu. Orang2 yang jualan pada tereak keras2 "Cherry tomato 50 cent a punet" katanya berulang2, "Orange a dolah a bag"Photobucket - Video and Image Hosting. Mana tahan semuanya serba murah langsung aja sabet. Ada juga yang intip-intip takut mahal. Ada cabe merah se kantong penuh, kayakanya mahal kali? cuek aja ditanyain ternyata cuma $2 Photobucket - Video and Image Hostingya udah beli,baliknya lagi si tukang cabe ini bilang a dollah a bag, tanya lagi bener gitu cabe yang kubeli tadi jadi sedolar dia bilang "yeah mate" sabet lagi dech. Kayaknya stok sampe lebaran aman kali yeePhotobucket - Video and Image Hosting. Masih banyak fruit n veg yang lainnya yang murah2, seru euy.Photobucket - Video and Image Hosting
Shopping kemaren di Rocklea kayak asyik pisan euy, kayaknya ini saat-saat terakhir sebelum ajal tinggal di Bne tiba. Jadi sebel kalo udah inget ajal AusAid hampir menjemput.

Friday, September 15, 2006

Blog ku Hilang

Hei ... whatz wrong with disappereance of my blog. Jangan-jangan ...

Tuesday, September 12, 2006

Gak Nyangka

Setelah weekend yang super sibuk memperkurus diri walopun gak kurus-kurus, rasanya hari Senen udah kena Mondayitis, seperti biasa yang namanya males buat kerja MALEEEES pisan. Kalo udah males, keingetan pengen pulang dech, kalo di sini terus bisa ngilining terus Bow! Emangnya hidupku untuk nguli, sorry walopun duitnya jauh dibanding kerjaanku yang paling keren sewaktu di Indo walopun sama-sama kerja sama si bule. Nguli di sini emang lumayan buat negpas-ngepasin semua keinginan yang belom kelakonin tapi konsequensinya, ya bio rhythm gak teratur, waktu tidur yang aneh, metabolisme tubuh berubah, jadi gembrot dan yang satu lagi yang paling penting, sekitar dua bulan lalu aku baca di Qur'an ternyata memang siang itu untuk mencari nafkah dan malam itu untuk beristirahat, tapi gimana ya kalo gak ada kerjaan lain lagi. Ya wayahnya sayah jadi give up gak ngikutin Aturan Alloh SWT. Terus berandai-andai, seandainya Alloh memberiku kerjaan yang siang dan duitnya selevel ama kerja malem atau bahkan bisa lebih, pasti aku ikutin aturan yang di Qur'an kemaren. Tapi si Mas ngingetin 'emangnya kita bisa tawar menawar sama Alloh'? dia bilang. Tapi ya udah Astagfirullah, ampuni aku ya Alloh, terpaksa aku kerja malem sampai aku pulang ntar ke Indo aja. Perandai-andaian itu terungkap hari Jum'at. Gak disangka hari Senen aku ditelfon Nora suruh kerja dan gak lagi volunteer. Pengakuan: perandaian Jum'at itu sebenarnya baigian dari do'a ku.

Pagi hari, Senin 11/09/06 sepulang kerja yang masih malesnya bukan main, jam 6.30 - padahal pulang jam 6 tapi disambung dengan unstoppable celotehan sang teman yang super rame. Sampe rumah kulihat si Mas sibuk banget urus the washing up ternyata sink didapur bocor dan membasahi entire storage dibawahnya. Payah dech, baru aja beres kerja, kerjaan yang bikin sebel udah nunggu, walopun dia mau kerjain tapi gak tega ah. Selagi beres-beres ada telfon yang terima si cantik keliatannya dia kayak ngomong ama bule, dikirain si bule yang mau Indonesian translation ternyata Nora. Kaget juga ngapain nora telpon-telpon ternyata nanya kalo aku bisa kerja casual hari itu. Ya spontan ku bilang iya padahal baru inget si Lara gak sekolah kan hari Senen buat program IQRA-ku tapi kucari no telepon si nora dan gak ketemu bermaksud membatalkan kerjaan. Tapi si Mas bilang coba tanya ABC bisa gak titip Lara just pop up on Monday, Alhamdulilah bisa dan tawaran ku ambil dengan rada-rada gak pasti soalnya belum tidur sama sekali dari jam 12. Tapi memang niat semula kan cuma buat cari refrence letter, dan mulai kerja volunteer 2 kali setelah pulang dari New Zealand Holiday. Cuma kalo sikon kayak gini, dan kalo ku tolak kayaknya it's not a good idea lagian siapa tahu ini memang janji Alloh. Kalo emang niat kerja di tempat ini, pasti udah dari dulu ku kejar berhubung aku baru kepikir takut yesel kalo gak dapet sertifikat pas udah pulang di Indo jadi yaaa ... coba dech volunteering. Dan casualnya cuma efek samping but it is very okay and why not baby .... Si bossnya bilang kalo mau sering di telfon katanya musti sering-sering volunteering, dasar ....

Kerja ditempat kedua ini lumayan gak secapek kerja rodi tiap malem tapi tanggungg jawabnya anak orang euy. Yang paling asik di kelas anak tiga taun keatas kita bisa ngobrol ma si anak2 n interaksi, bahasa Inggris improve lah. Tapi hari ini hari keduanya aku dipanggil lagi jam 10.30 pas lagi tidur. ternyata hari ini aku ditempatkan di kelas yang ada nappy change nya ... yuuuk .... Tapi gimana lagi ya kata Bu Tini juga yang kuning dan bau ini adalah dolar (dan tentunya buatku yang lebih berharga reference). Sialan si Bu Tini, emang bener. Waah ... kok kerjaan ku kayak ginian semua sich ... malem 'dolar' kering, siang 'dolar' fresh iiihh geuleuh ... ampuun pulang gitu? Bararade yeuh dolar-dolar?

Saturday, September 09, 2006

Hey ... Si Gembrot

Penyakit terbesar di Aussy adalah obesitas, dari hari ke hari di media banyak sekali topic tentang obesitas apalagi iklan, banyak sekali yang mempromosikan diet untuk mengurangi berat badan, termasuk women n teen magazines. Gak pernah rasanya majalah2 itu gak ngebahas diet, celebrity new body dan anorexia. Menjadi langsing deangan asosiasi tubuh yang indah dan seksi sepertinya gak akan pernah berhenti dibahas dan dijadikan komoditi sampai-sampaisemua perempuan termakan imej "Langsing = Pe De", bukannya "Langsing = Sehat". Memang keduanya benar Langsing membuat Pe De dan sehat, pake baju apapun kalo langsing pasti ok aja dan bikin Pe De juga penyakit pada nyingkir kalo badan gak gemuk. Salahnya adalah Imej "langsing adalah segalanya" membuat orang-orang berpikiran negatif kepada orang-orang yang kelebihan berat badan. Masalahnya untuk orang yang gemuk mereka gak bothred tapi buat orang yang baru akan gemuk dan masih pada size 12 lah, banyak sekali yang ingin melontarkan cercaan yang kreatif plus agak rese n offending. Perubahan dari size 8 ke 12 sepertinya sangat sensasional dan menjadi sasaran empuk untuk dikomentari. Omong-omong soal komentar, dikomentari kamu gemuk lumayan 'nek juga kalo dua kali dalam seminggu. Si komentator gak bisa disalahkan karena mereka melihat badan kita membengkak tapi kenapa mereka harus usil banget dan juga kita sudah pasti gak bisa disalahkan, makanan juga biasa-biasa aja, kurang kerja keras apa? Tapi keliatannya jenis makanan di aussy ini bisa menjadi salah satu sumber penambahan berat badan. Coba lihat fresh milk yang homebrand aja itu pasti asli dibanding dengan di Indo yang pasti campuran airnya banyak. Cheese, sengaja ataupun tidak pasti kita makan keju, kejunya murni pula. Gak makan cheese yang benar-benar cheese gak tahunya kita makan Doritos flavour cheese, Cheese cake, banyak cheese2 yang invisible. Bandingkan kalo di Indo, keju adalah makanan langka, walopun ada kebanyakan kejunya pasti tidak se murni di sini banyak campurannya, jadi gak cepet bukin gemuk. Mau makan daging pun mahalnya minta ampun yang ada cuma sayuran jadi susah buat gemuk, ditambah keadaan sosial dan ekonomi membuat kita semakin stress dan efeknya ada yang sampai bisa mengurangi berat badan. Pekerjaan rumah juga banyak menyita tenaga sedang di Aussy semuanya tingal "press the button". Dan life style, di aussy bekerja malam hari bukan suatu pekerjaan yang aneh tapi kerjaan ini berefek pada bio rhythm kita, siang hari gak mungkin kita gak tidur, efeknya, gemuk juga, walopun kerjaannya kerja kuli yang cukup membakar lemak. Mengenai komentator yang usil, sudah pasti setiap perempuan paling sebel di bilang gemuk karena memang sudah termakan imej kalo "FAT = UGLY", jadi begitu komentar di lontarkan sebel banget . WHY BOTHERED? Emang gak sopan sich sebenarnya dan mereka gak punya hak bikin komen-komen semacam itu. Apa urusannya, kasih makan pun kagak.

Two nasty comments of the week:

  • di lontarkan oleh seorang MURTADAH (waktu kecil beragama Islam sudah besar memakan pork dan mengikuti suami kristiani), tiba-tiba dia membuka pembicaraan ... "Waah, tambah gemuk aja nich, kayaknya punya baby yach". Kok gak ada topik lain gitu tiba-tiba kata-kata pembuka menyebalkan. Padahal baby dari mono, IUD di pasang permanen.
  • dilontarkan oleh seorang ibu hamil di mushalla (unbelievable, baru aja kemaren aku dengar gak banyak orang dateng ke mushalla jadi disempetin dech udah dua pekan lalu gak pernah dateng, pas dateng lagi, yaah si ibu hamil ini sialan). Ketika dengerin "ceramah" tiba-tiba dia nyeletuk, "Mbak tangannya kok gemuk amat". Hah ... kaget banget baru kali ini ada orang ngomong kaya gini ma gue. Ya udah bersabar lah, eh ... tiba-tiba dia nyeletuk lagi ke temen sebelah "Tulisan kamu kok jelek banget sich". Ya ampun habislah kesabaranku, kutimpuk dia "Hey orang hamil kerjaannya jangan kasih komen2 jelek gimana siy! (orang2 bilang "bawaan bayi tu mbak"), ntar bayinya gak solih lho!?" Nauzubillah ....


Eniwe ... Thank's buat comment-comment yang berharga, lagian siapa yang mau GEMBROT? Aku juga gak mau, aku mulai terjangkiti penyakit Aussie. Mungkin pulang ke Indo akan menjadi blessing in disguise. Common people think fat is ugly but how fat? Can we think out of the box? .... dude.

Sunday, September 03, 2006

My Last River Fest


River Fest gak mungkin ada di Indo, lagian 'this is my last river fest'. Walopun tulang-tulangku serasa remuk, nyempet-nyempetin lah buat hunting imej firework sambil experiment SRL. Dari tahun ke tahun di Brisbane, kayaknya baru kali ini datang ke river fest ... oh nggak ding mungkin tahun pertama ketika Lara masih belom ngerti papa. Kalo sekarang dilewat, kayaknya it's too good to be missed soalnya Lara sekarang dah gede n it's gonna be my last one. Biar ini jadi special event in her memory kalo udah pulang ntar di Indo.

Pulang? rasanya satu semester lagi padahal itung punya itung, kok empat bulan lagi yaa, oh ... no. Kenapa ya kok gak mau pulang padahal Bapak sakit lagi (it's not a wise decsion), lagian emang udah diusir kok. Denger-denger, temen-temen 2003 udah pada disuratin ma Luara buat cepet-cepet booking tiket desember-an lah, padahal visanya kan abis 31 January 2007. Pantesan Bu Tini udah ngajakin booking. Alamak ... gimana ya ... packing juga belum, mana barang-barang bejibun buat dicargoin. Pusing lah ... gimana ya I love Brisbane, keliatannya semua orang yang udah balik ke Indo juga pada kangen pengen balik lagi makanya aku gak mau pulang. Apalagi baca di milis UQISA katanya tinggal di Oz ini ibarat mimpi indah dan mereka sudah terbangun dari mimpi indahnya dan menghadapi "The Real World" which is unfriendly and cruel. Sebentar lagi mimpi indahku akan berakhir, tapi positif thinking dech, moga-moga mimpi indah berubah menjadi kenyataan yang indah di Indo nanti (bisa gak seh?). Asiknya pulang adalah kita gak usah kerja kuli lagi, kalo inget kesitu lumayan gak terlalu takut pulang lah.

Saturday, September 02, 2006

IQRA - Reading

Having heard in Indo that a kindy child has to be able to read, that looks a bit absurd to me, I am now thinking to make Lara start to read here before going back home. The decision has to be made, Lara has to get the Monday off from ABC Learning Centre to be with mommy to learn to read and restarting IQRA. But I wonder the speed between the alphabetic reading and Iqra reading are competing. I don't understand reading Iqra is faster than the other.

This is a big fat hard work for me. Photobucket - Video and Image Hosting

Reading is one of life's most important skills and is the foundation on which so many educational activities are based. From any resource I read, children beggin to grasp the concept of reading from as early as 2,5 year of age. It's very important thaht parents encourage children to explore the pleasure of books.

Thru' reading Lara can :
  • stimulate her imagination
  • further her spelling skills
  • teach her to listen
  • expand her vocabs
  • help to remember things
  • improve her ability to articulate words, facts, thought and feelings
  • promote positive attitude between boooks, facts and knowledge

Preparing her to read

Preparing to read thru encouragement might be the ways though in fact she need a little push. Encouragement is often an important factor in the childs developmental process. Early encouragement will help to foster; a positive attitude towards books, n understanding and appreciation of books and specific reading skills.

The current phase in her age is actually the pre-reading skill such as:

  • Predicting - encourage her to guess what word, sentence or thought is going to cme next in a story
  • Retelling - ask her to retell the story in her own words
  • Picture reading - have her make up a story by looking at a book's illustration
  • Sound awareness - encourage her to recognise sounds and to remember similar sounding words
  • Know the letter and sounds of words - promote her phonic knowledge by encouraging her to recognise letters and the different sounds they make. This point is often done by her daddy.

Things to do

  • Show an interest in books, tell her that mummy or daddy is reading and that they are enjoying it a lot.
  • Show pleasure in the child reading achievement. Encourage her with lots of praise over her ability to grasp even the simplest of new reading skills.
  • Do not rush her to read books that are beyond her capacity. Take is slowly and she will respond better
  • Offer a variey of reading materials
  • Take her to the library or bookshop that appeal
  • Let her see us read
  • Read aloud to her whenever possible - map, a letter, junkmail or even the Simpson comic book
  • Encourge her to read aloud to us. Listen and show interest and enthusiasm in the books that she is reading - though pretending.
  • Gently encourage her to attempt difficult words and correct any mistakes along the way

The trick to encourage when she is getting reluctant or moody

  • Read lots of stories , do not preassure her to read but encourage her to listen
  • Help her to recognise letters and sound she makes
  • Find the most effective ways that makes her like to learn ( I read - she read - repeat what I read)
  • Look for books, magz or other reading material that interest her - any content
  • Look for books that are funny