Thursday, July 13, 2006

Lara n Molly


Lara n Molly
Originally uploaded by afiani.
Lately this week, La ra Be Te terus tiap malem, kayaknya sich gara-gara si Ayah pulang tengah malem terus jadi gak bisa kasih bed time stories buat Yaya (La ra) - bunda has only limited bed time stories. Dari pada bed time story bunda boring karena made up ya bunda jadinya lebih memilih La ra untuk belajar baca iqro. Penyakit baca iqro mulai kambuh, males-malesan n pengen ngacak ke halaman depan padahal belum juga dibahas. Karena dia bored, La ra minta bacaain Tweenies, Oke. Tapi ceritanya lain, Bunda bikin tweenies story jadi cerita yang aneh buat La ra karena Tweenies dibilangin suka belajar ngaji, sholat dan bedo'a sama Alloh. Mereka anak-anak yang ta'at perintah Alloh. Terang aja si La ra protes abis-abisan. "Bunda tweenies are white kids, they are not moslem! They are Christian, the whites are christian!" I'm sorry Lara, ini emang salah Bunda di awal kasih batas between moslem and christian in your school.

Cerita bermula ketika Christmas celebration in ABC learning centre dan childcare sebelumnya, Munro. Setiap Christmas, semua anak were invited to the celebration. Sudah bisa dipastikan anak siapapun dan agama apapun pasti tertarik ikutan. Jadi akhirnya dari pada dia ikutan, ya dijelasin aja batas - batas yang serba salah - susah dimengerti anak usia 4,5 tahun. I said, we cannot celebrate other religion, their religion is Christian, we are moslem, we do sholat, read Qur'an and be good to everybody. Gak disangka, lama-lama La ra jadi punya asumsi "the whites are Christian and the colours are moslem". Asumsi dia diperkuat ketika dia diajak ke mesjid Darra mosque untuk belajar ngaji ama si "Master", hampir semua penghuni mesjid waktu itu adalah people with colour, cuma ada satu yang white, bahkan La ra tanya, "why the white come to the mosque?". Pengalaman di Darra cuma berlangsung 2 atau 3 mingguan karena La ra gak comfy with the way they teach, si "Master" oranya sangat strick ama anak-anak termasuk anak kecil. La ra jadi ketakutan, and it's the end of the Darra mosque story. Ternyata, asumsi terus berkembang dan entah apa yang akan terjadi kemudian. Being guilty sepertinya agak menghantui, tapi jalan keluarnya adalah mematahkan asumsi tsb. I said "La ra, you can't think that every white is Christian, but it could happend most of the time. If you don't believe me let me show you my American moslem friend who is white and beautiful." She couldn't help urging me to see her straightaway, but we did it later in the morning. Akhirnya, Jum'at pagi, kita ketemu Molly, the American "white moslem", untuk membuktikan ke La ra kalo her assumption is not true.

InsyaAlloh, this could be a milestone for La ra that she can think of this momentum to be something to think about.

No comments: